jpnn.com, WAMENA - Direktur Eksekutif Freedom Institute, Rizal Mallarangeng menuturkan interaksi kehidupan antara warga pendatang dan penduduk asli Papua sudah berjalan lama.
Menurut dia, interaksi yang berjalan harmonis itu harus diciptakan kembali agar tidak ada perpecahan. Terlebih masyarakat dari luar Wamena menginginkan segera kembali.
BACA JUGA: Warga Probolinggo yang Pulang dari Wamena Dapat Sembako dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
"Keharmonisan hidup berdampingan antara siapa pun yang tinggal di Bumi Cendrawasih sudah terpupuk dari dulu hingga sekarang. Adanya hoaks dan isu rasisme sangat disayangkan terjadi. Jadi jika ada kerusuhan seperti kemarin, maka itu pasti diciptakan oleh pihak lain yang ingin memecah belah," kata Rizal, Jumat (4/10).
Rizal mengimbau seluruh pihak termasuk warga Papua untuk lebih selektif menerima informasi. Kabar bohong yang sengaja diciptakan dinilainya bisa memunculkan gesekan dan perpecahan.
BACA JUGA: Kondisi Terkini Wamena Versi Kapolda Papua
Rizal meyakini warga pendatang yang sudah lama menetap di Wamena akan kembali.
"Saya yakin, warga pendatang yang sudah lama tinggal di Wamena dan sudah menjadi warga lokal akan kembali ke Wamena. Karena selama ini, hubungan antara mereka dengan warga asli sudah sangat kondusif," terangnya.
Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang semakin kondusif pascakerusuhan pada 22 September lalu, membuat sebagian besar warga pendatang yang masih tinggal di pos-pos pengungsian ingin segera kembali ke rumah asalnya di kota tersebut.
Para pendatang, yang sudah 20 tahun tinggal, bekerja atau membuka usaha di Wamena, menyatakan sebelumnya tidak pernah ada masalah dengan warga asli Papua.
"Kami saling kenal dan hidup rukun. Karena itu saya ingin kembali. Bukan hanya ingin meneruskan usaha, tapi juga karena saya yakin mereka juga baik terhadap kami," tutur Satria, ibu dua anak yang sudah 19 tahun tinggal di Wamena.
Satria yang mengungsi di Masjid Al Aqsha, Jalan Polres Kota Sentani, Jayapura menambahkan saat kerusuhan terjadi, dirinya diselamatkan oleh warga Papua yang juga menolong warga lainnya untuk bersembunyi ke gereja terdekat di Wamena.
"Jadi sebenarnya, kami hidup sangat rukun. Para perusuh yang merusak dan membuat situasi Wamena. Jika sudah aman, kami ingin kembali," pungkasnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy