Warga Protes Honorer K2 Diangkat jadi PNS

Minggu, 13 Juli 2014 – 03:28 WIB

jpnn.com - PALUTA - RW Harahap, salah satu guru honorer K2 yang diangkat menjadi PNS di SDN 100340 Silogo-logo, Padang Lawas Utara (Paluta) Sumut, membantah tudingan warga yang menyebut mereka honorer siluman atau fiktif.  

 

Sebelumnya, beredar surat pernyataan keberatan dari Warga Desa Silogo-logo, Kecamatan Dolok yang menyatakan keberatan atas pengangkatan empat guru honorer menjadi PNS di SD itu.

BACA JUGA: Wagub Siap Bongkar Korupsi di Pemprov

Keempat honorer itu antara lain RW Harahap beralamat di Desa Parigi, N Dongoran alamat Desa Siranap,  MP Rambe alamat Desa Simataniari dan A Dongoran alamat Desa Parigi. Keempatnya merupakan warga Kecamatan Dolok.

BACA JUGA: Bentuk Bank Kepri, Gubernur Minta Masukan Bupati

Kepada Metro Siantar (Grup JPNN) , Sabtu (12/7), RW Harahap menuturkan bahwa dirinya bersama ketiga rekannya N Dongoran, MP Rambe dan A Dongoran adalah benar tenaga honorer yang memang aktif mengajar di SD Negeri 100340 Silogo-logo.

“Siapa bilang kami tidak aktif mengajar di SD Negeri 100340 Silogo-logo, kami aktif kok,” ujarnya.

BACA JUGA: Kamar Dilalap Api, Nenek Tewas Terbakar

Menurut Risna bahwa keberatan warga yang tertuang dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh 32 warga adalah rekayasa saja, sebab katanya sebagian nama yang tercantum dalam surat pernyataan keberatan itu ketika dikonfirmasinya langsung kepada yang bersangkutan  mengaku sama sekali tidak pernah ikut memberikan tandatangan itu. Sehingga Risna menyimpulkan bahwa tandatangan warga tersebut dipalsukan.

Ia pun siap dipertemukan dengan seluruh warga, pihak sekolah maupun UPTD Dolok untuk meluruskan tudingan warga yang mengatakan bahwa sejak tahun 2005 sampai sekarang dirinya tidak pernah satu hari pun mengajar di SD Negeri 100340 Silogo-logo.

“Dipertemukan dengan seluruh warga pun saya siap, itu semua rekayasa mereka saja,” jelasnya.

Berita sebelumnya, Komite SD Negeri 100340 Desa Silogo-logo dan masyarakat setempat merasa keberatan atas pengangkatan empat guru honorer di sekolah itu menjadi PNS dari jalur K2. Keempat honorer ini antara lain RW Harahap, N Dongoran, MP Rambe dan A Dongoran.

Sebab keempat honorer tersebut disinyalir siluman alias fiktif. Rasa keberatan dari 32 masyarakat itupun langsung tertuang dalam satu surat yang ditandatangani oleh kepala desa, sekretaris desa, ketua BPD, ketua komite sekolah maupun unsur masyarakat lainnya.

Ketua BPD Silogo-logo, Kecamatan Dolok, Paluta, Satia Muda Rambe yang ikut menandatangani surat keberatan atas pengangkatan itu mengungkapkan bahwa keempat tenaga honorer dari jalur K2 itu bernama RW Harahap beralamat di Desa Parigi, Kecamatan Dolok, N Dongoran alamat Desa Siranap, MP Rambe alamat Desa Simataniari dan A Dongoran alamat Desa Parigi.

“Seluruh warga Desa Silogo-logo merasa keberatan dengan pengangkatan keempat orang tenaga honorer K2 karena mereka semua adalah siluman alias fiktif,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Komite SD Negeri 100340 Silogo-logo Abdul Majid Dongoran mengatakan bahwa RW Harahap sepanjang sepengetahuannya tidak pernah satu hari pun mengajar di SD Negeri 100340 Silogo-logo mulai tahun 2005 sampai dengan sekarang. Sementara N Dongoran diangkat menjadi guru honorer komite di SD Negeri 100340 Silogo-logo mulai bulan Januari 2006 dan aktif mengajar hanya satu tahun yaitu mulai bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Juni 2007.

Sementara MP Rambe diangkat guru honorer komite di SD Negeri 100340 Silogo-logo mulai bulan Januari 2007 dan aktif mengajar hanya sampai dengan bulan Januari 2008. Sedangkan A Dongoran tidak pernah satu haripun mengajar dan tidak pernah diangkat menjadi guru honorer komite di SD Negeri 100340 Silogo-logo mulai tahun 2005 sampai dengan sekarang.

Harapan seluruh warga agar Bupati Paluta Drs Bachrum Harahap segera membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti permasalahan yang terjadi di desa mereka.

Senada dikatakan Ketua Umum DPP LSM Gempar Sumut Aman Sudirman Harahap, ia sangat menyayangkan sikap Kepala SD Negeri 100340 Silogo-logo Ramlen Simamora yang katanya sudah berani memanipulasi data negara. Selain itu kata Aman, oknum kepala sekolah yang seperti ini sebaiknya dijebloskan saja ke penjara agar kejadian ini kedepannya tidak terulang dimasa yang akan datang.

Kepada BKD Paluta, ia pun kesal dan jengkel, pihak BKD sebelum menerima berkas dari tenaga honorer K2, seharusnya jeli dan jangan asal terima berkas saja.

“Seharusnya BKD teliti melihat berkas-berkas tenaga honorer K2, apa jangan-jangan BKD main mata dengan honorer K2 siluman,” tudingnya.(mag-02)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Lansia Rebutan Kupon di Pasar Murah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler