jpnn.com, KEPULAUAN SERIBU - Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Utara Jakarta, pada Sabtu (9/1).
Suara jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 itu menggelegar seperti petir dan menggetarkan rumah penduduk di Pulau Lancang.
BACA JUGA: Bupati Ade Yasin Tetangga Kapten Afwan, Berharap Ada Mukjizat
Penduduk Pulau Lancang, sekitar pukul 14.40 WIB, mengaku kaget karena mendengar suara gelegar bagaikan petir besar terdengar di tengah cuaca hujan.
Suara menggelegar itu bahkan menggetarkan kaca-kaca di jendela rumah penduduk.
BACA JUGA: Kesaksian Mantan Pramugari, Kapten Afwan selalu Ingatkan Awak Kabin untuk Salat
"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' terdengar keras sekali sampai rumah (kaca rumah) bergetar," kata Junaenah (40) warga Pulau Lancang, kepada ANTARA, Minggu (10/1) petang.
Junaenah bercerita, kala itu situasi tidak ada yang berbeda, ada masyarakat yang melaut, mencari rajungan (sejenis kepiting), dengan kebanyakan masyarakat berada di dalam rumahnya berlindung dari hujan.
BACA JUGA: Saran dari Khoirul Umam untuk Bu Risma
"Pas dengar saya kaget, Ya Allah, suara apa itu, karena besar sekali seperti bom. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar karena saya kira hanya petir di tengah hujan," kata Junaenah yang jarak rumahnya dari bibir pantai hanya sekitar 200 meter tersebut.
Akhirnya kabar sebenarnya datang dan tersiar sekitar pukul 16.00 WIB di pulau yang masyarakatnya sebagian besar adalah keluarga nelayan itu, setelah adanya pengumuman Kementerian Perhubungan bahwa satu pesawat maskapai Sriwijaya Air hilang kontak di sekitar perairan Kepulauan Seribu. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Soetomo