Warga Surabaya Diimbau Waspada

Senin, 19 Juli 2021 – 13:37 WIB
Warga mengantre untuk membeli oksigen. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Warga Kota Surabaya, Jawa Timur, diminta mewaspadai maraknya aksi penipuan pengisian dan pembelian oksigen yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya di media sosial termasuk melalui WhatsApp.

Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Akhmad Suyanto mengatakan masyarakat untuk tidak bertransaksi terlebih dahulu di dunia maya kalau barang belum diterima.

BACA JUGA: Warga Bekasi Nekat Gelar Pesta Pernikahan, Petugas Bongkar Tenda Acara

Suyanto menyarankan sebaiknya warga memakai layanan COD (Cash on Delivery) atau bayar di tempat pada akun pasar elektronik (marketplace) yang terpercaya.

"Saya dapat kabar banyak warga tertipu pembelian oksigen lewat media sosial," kata dia di Surabaya, Senin.

BACA JUGA: Lagi Wudu di Kamar Mandi, Riko Tiba-tiba Mengalami Kejadian yang Tak Diduga

"Sedangkan kalau yang tidak terpercaya laporkan pada pihak yang berwajib," ujar Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Surabaya ini.

Menurut dia, kelangkaan oksigen yang terjadi akhir-akhir ini memacu harga tinggi dan tindakan tidak benar yang lainnya.

Harga tabung oksigen yang saat normal di kisaran Rp700.000, kini melambung menjadi di atas Rp1,5 juta.

"Pemerintah harus hadir pada saat kondisi seperti ini. Jangan jadikan hukum pasar sebagai acuan harga oksigen di pasaran, di saat rakyat sedang membutuhkannya," kata Suyanto.

Selain itu, kata dia, pemerintah harus mengawal dengan mempelajari distribusi oksigen yang berjalan selama ini.

"Kalau perlu sidak stasiun pengisian oksigen atau penjual oksigen tabung yang ada di kota Surabaya," ujarnya.

Dia menyarankan Pemkot Surabaya melalui Dinas Perdagangan dan Satpol PP Surabaya bisa bekerja sama dengan TNI-Polri untuk menyisir agen hingga distributor oksigen di Kota Surabaya.

Suyanto juga mewanti-wanti agar suplai oksigen di rumah sakit juga tidak boleh terlambat. Penumpukan pasien datang di UGD dan IRD Rumah Sakit melampaui batas sehingga jangkauan oksigen di rumah sakit harus sampai di pelataran.

"Jangan sampai ada pasien meninggal di pelataran gara-gara tidak tertangani kegawatdaruratannya. Pertolongan pertama oksigen jangan sampai terlambat. Kalau sedikit saja terlambat maka nyawa di UGD dan IRD tidak tertolong," ujarnya.

Sementara itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur membuka depo layanan isi ulang oksigen gratis 24 jam khusus untuk pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri yang dipusatkan di halaman Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani, Surabaya mulai Sabtu (17/7).

Setiap harinya disediakan 500 meter kubik atau melayani 500 tabung oksigen berukuran satu meter kubik untuk masing-masing titik layanan.

Bagi masyarakat yang membutuhkan diharuskan mendaftar melalui laman infocovid19.jatimprov.go.id, atau menghubungi call center 1500117. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler