Warga Terjangkit DBD Bertambah

Kamis, 07 Februari 2013 – 09:35 WIB
MAJALENGKA - Jumlah warga yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Sumberjaya kini bertambah. Menyusul tiga orang warga dirawat di rumah sakit akibat gigitan nyamuk aides aegepty itu.

"Dua orang yang diduga terserang DBD yakni Eno dan Nungkin. Keduanya warga Desa Gelok Mulya, Kecamatan Sumberjaya," ujar Camat Sumberjaya, Safari Azis Heriyanto SH saat ditemui Radar di ruang kerjanya, Rabu (6/2).

Safari mengungkapkan, berdasarkan laporan dari kepala Desa Gelok Mulya, ketiga warga tersebut masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Sumber Waras (RSSW) Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Bahkan sebelumnya, empat orang warga Desa Banjaran, Kecamatan Sumberjaya yang usianya sekitar belasan itu juga terjangkit DBD. Namun, keempat warga itu sudah dibawa pulang dari rumah sakit.

“Empat orang warga tetangga Desa Gelok Mulya. Tapi kami belum mendapatkan informasi mengenai nama-nama orang itu. Menurut informasi yang kami peroleh hanya mengetahui ada empat warga yang baru pulang dari RS Cideres, karena DBD. Akan tetapi dikabarkan ada satu warga lagi yang masih dirawat di RS itu, yakni Sri Puji Astuti (15). Hingga kemarin, belum bisa dibawa pulang ke rumahnya," ungkapnya.

Disebutkan, kasus warga akibat terjangkit DBD jumlah totalnya sembilan orang. Di antaranya empat warga Desa Gelok Mulya, dan lima warga Desa Banjaran, Kecamatan Sumberjaya.

Safari mengaku, baru kali ini terjadi atau pascadua orang warga terjangkit pada 25 Januari 2013 lalu."Berarti terhitung sejak tiga minggu terakhir warga sudah terserang DBD. Kami mengimbau kepada masyarakat lain khususnya Kecamatan Sumberjaya dan umumnya Kabupaten Majalengka untuk tetap waspada serta menjaga lingkungan supaya tetap bersih," imbaunya.

Dikatakan, upaya yang terus dilakukan pihaknya hingga kini terus berkoordinasi dengan dinas terkait, terutama puskesmas setempat. Gerakan masal yang dilakukan di seluruh desa di Kecamatan Sumberjaya sudah dilakukan. Seperti menguras, menutup dan mengubur barang bekas atau 3M. "Kami selalu sampaikan kepada seluruh kepala desa dan masyarakat untuk melakukan hal itu (3M)," jelasnya.

Munculnya kembali penyakit DBD di Desa Gelok Mulya, Kecamatan Sumberjaya mengingatkan kembali Dinas Kesehatan (dinkes) untuk meningkatkan kinerjanya. Sebab, munculnya penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk aides aegpty tersebut menunjukkan bukti bahwa, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat masih kurang.

Ketika dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kabid Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Dr Jajang Setiawan MKM mengatakan, musim hujan memang merupakan saat yang seharusnya masyarakat lebih giat dalam menjaga kesehatan lingkungan. Sebab, banyaknya genangan air di alat-alat bekas yang ada di sekitar rumah menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

“Munculnya penyakit DBD itu jelas kan akibat gigitan nyamuk aedes aegypti yang berkembang biaknya sangat cepat di tempat-tempat genangan air di sekitar tempat tinggal. Untuk menjaga agar keluarga kita tidak terjangkit DBD, cara yang paling efektif itu dengan menjaga kebersihan lingkungan atau melakukan pola hidup bersih dan sehat,” ungkap Jajang.

Dijelaskan, persoalan PHBS memang sampai saat ini masih menjadi masalah yang sulit dipecahkan, mengingat banyaknya alasan dari masing-masing warga saat bicara persoalan tersebut. Karena itu, dibutuhkan kerja sama antara petugas Dinas Kesehatan dengan aparat pemerintahan di desa, untuk selalu mengingatkan masyarakat agar menjaga lingkungan dan berprilaku hidup bersih dan sehat. 

Nemun demikian sambung Jajang, terkait adanya kasus DBD tersebut, petugas juru pemantau jentik (jumantik) yang ada di puskesmas terdekat dan kader jumantik di masyarakat harus segera turun tangan. Mereka harus segera melihat kondisi lapangan.

“Kalau memang banyak jentik nyamuk, tentu tindakan yang harus dilakukan dengan membersihkan tempat-tempat genangan air dan kalau banyak barang bekas dengan menguburnya atau dengan istilah 3M. Nah untuk membunuh nyamuk dewasanya, aparat desa sebaiknya mengajukan permohonan fogging ke Dinas Kesehatan,” paparnya.

Ditambahkan Jajang, petugas jumantik memang hanya berfungsi sebagai stimulator saja kepada masyarakat untuk mengecek ada tidaknya jentik-jentik nyamuk aedes aegypti. “Hal yang terpenting adalah kesadaran dari masyarakat sendiri untuk bertanggung jawab menjaga kebersihan tempat tinggalnya masing-masing. Masyarakat tetap diimbau menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan tempat tinggalnya," tandasnya. (ono/eko)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alokasi Pupuk Bersubsidi Ditetapkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler