Warga Tutup Paksa Proyek Tol

Senin, 20 Januari 2014 – 08:23 WIB

jpnn.com - PALIMANAN– Ratusan warga Desa Lungbenda, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, mendatangi lokasi proyek Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) dan menutup paksa proyek tersebut, Minggu (19/01).

Kordinator aksi, Syakur mengungkapkan, tuntutan kepada kontraktor masih sama yakni, kompensasi atas kerusakan rumah beberapa warga warga, pencemaran akibat pengerjaan proyek dan saluran irigasi yang mampet akibat pembangunan proyek Jalan Tol Cipali.

BACA JUGA: Telat Berobat karena tak Bawa KK, Napi Tewas

“Kami kecewa mereka ingkar janji. Pengembang pernah berjanji akan memberikan kompensasi, tapi sampai sekarang tidak ditepati,” ujar Syakur, kepada Radar Cirebon (Grup JPNN).

Sebagai ungkapan kekecewaan, warga menanam pohon pisang persis di area jalan tol. Mereka juga menyegel alat berat, sehingga aktivitas pengerjaaan jalan tol lumpuh total.

BACA JUGA: Mobil Dibakar OTK, Tangan Caleg Hangus

Pantauan Radar, aksi yang semula berlangsung tertib, tiba-tiba tegang lantaran sejumlah warga memaksa masuk ke kantor pengembang proyek. Aparat kepolisian yang mengamankan lokasi, terlibat adu mulut.

“Sudah ada kesepakaan pada tanggal 28 November 2013 untuk ada kompensasi, tapi sampai sekarang belum juga dibayarkan. Kami juga akan melakukan aksi lebih besar kalau pihak pengembang proyek jalan tol ini tidak segera mencairkan ganti rugi,” beber Syakur, di tengah aksi unjuk rasa tersebut.

BACA JUGA: WN Myanmar Ngemis di Medan

Dia menambahkan, warga bukannya berusaha menghambat pembangunan dan mengesampingkan kepentingan umum. Tapi, sudah semestinya pembangunan tidak memberikan dampak buruk bagi masyarakat.

Kalaupun ada masyarakat yang terkena dampak, sudah seharusnya ada kompensasi dan itu merupakan kewajiban.

“Di sini ada 45 rumah retak-retak, debunya juga mengganggu, belum lagi polusi suara saat malam hari karena aktivitas proyek menimbilkan suara bising. Kami selama ini diam karna pihak tol menjanjikam akan memberikan kompensasi, tapi sampai sekarang nggak ada realisasi,” tegasnya.

Diungkapkannya, pengembang proyek tol juga harus memberikan kompensasi lantaran puluhan hektare sawah terendam. Banjir di areal persawahan ini disebabkan saluran irigasi yang tertutup kareng proyek tol.

Kuwu Lungbenda, Sukarso mengatakan, pihaknya akan terus mendukung dan memfasilitasi para warganya untuk mendapatkan keadilan. "Aksi dan demo ini guna menuntut keadilan atas kerugian yang telah kami alami," tegasnya.

Sayangnya, dalam aksi warga tersebut, tidak ada satu orang pun perwakilan dari rekanan PT PP maupun proyek Tol Cipali.

Oleh karena itu, pihaknya sudah menyampaikan kepada pihak polsek, akan melakukan aksi besar-besaran bila dalam satu pekan mendatang tak ada respons dari pelaksana proyek.

Seperti diketahui, kerusakan rumah warga juga terjadi di Desa Walahar, Kecamatan Gempol. Sebelumnya, dilaporkan 98 rumah mengalami kerusakan, kini dari hasil survei ternyata ada 143 rumah yang terkena dampak.

“Berdasarkan hasil dari laporan tim survei, rumah yang retak berjumlah 143 rumah. Ini akibat aktivitas pembangunan proyek tol sejak April sampai sekarang,” ujar Camat Gempol, H Yono Purnomo. (arn/via)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajukan Formasi CPNS 2014 Sesuai Jumlah yang Pensiun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler