Warning Indef Terkait Gagal Bayar Utang Amerika Serikat, Ada Apa?

Selasa, 09 Mei 2023 – 12:01 WIB
Pemerintah dinilai memerlukan langkah antisipatif terkait dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS). Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai memerlukan langkah antisipatif terkait dampak gagal bayar utang Amerika Serikat (AS).

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai kegagalan AS membayar utang menjadi suatu pertanda bahwa ada perburukan resesi.

BACA JUGA: Tolak Pesawat Militer Amerika Masuk, Presiden Meksiko Singgung soal Ketundukan

“Kalau AS tidak membayar utangnya, pasti resesinya akan makin buruk dan otomatis kita terdampak. Ini harus diperhatikan,” kata Tauhid dalam diskusi Indef yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.

Menurut Tauhidu, pemerintah perlu memperhatikan sektor ekspor-impor.

BACA JUGA: China dan Filipina Bersitegang di LCS, Amerika Turun Tangan

Sebab, sektor tersebut bakal menunjukkan bagaimana pengaruh AS terhadap perekonomian Indonesia.

Tauhid menampilkan data ekspor-impor nonmigas Kementerian Perdagangan yang memperlihatkan bahwa ekspor ke Amerika Serikat menunjukkan penurunan sementara impor mengalami peningkatan.

Ekspor nonmigas ke AS, sebagai salah satu mitra dagang utama, pada Januari hingga Februari 2022 tercatat sebesar USD 4,9 miliar. Kemudian, nilainya turun 22,14 persen menjadi USD 3,5 miliar pada periode yang sama 2023.

Di sisi lain, kontribusi ekspor AS terhadap kinerja ekspor Indonesia sebesar 9,41 persen.

"Impor dari AS ke Indonesia mengalami kenaikan sebesar 20,13 persen, yakni yang sebelumnya sebesar USD 1,12 miliar pada Januari hingga Februari 2022 lalu naik menjadi USD 1,35 miliar pada periode yang sama setahun setelahnya," bebernya,

Tauhid menambahkan dampak ekspor-impor AS juga terlihat pada kinerja sejumlah industri strategis, seperti elektrik, alas kaki, karet dan produk karet, furnitur, ikan, serta kayu dan produk kayu. Sedangkan kinerja industri-industri tersebut memiliki andil dalam memengaruhi perekonomian nasional.

Artinya, katanya, resesi di AS memungkinkan untuk memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara general.

“Jadi, harus hati-hati. Bukan hanya soal utang, tapi ekonomi secara umum yang sudah menunjukkan peran signifikan AS ke kita,” ujar Tauhid.

Indef pun merekomendasikan pemerintah untuk mengurangi dependensi Indonesia terhadap perekonomian AS, misalnya dengan diversifikasi kerja sama perdagangan dan investasi.

Indef juga menyarankan agar Bank Indonesia (BI) dapat mempersiapkan langkah antisipasi sehingga bisa merespons secara cepat ketika AS gagal membayar utang.(antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler