jpnn.com, JAKARTA - Anda pencinta tempe? Nah, sekarang ada kuliner istimewa berbahan dasar tempe yang diolah dengan bumbu rahasia dan dimasak selama 12 jam.
Masakan unik berupa ponggol itu jadi menu andalan Warpong Buan.
BACA JUGA: Kunjungi Wali Kota Marten Taha, Kaesang Kepincut Makanan Khas Gorontalo
Ponggol, makanan khas Tegal, Jawa Tengah itu yang diolah oleh Juru Masak Warpong Buan, Rudini Prabowo Hasibuan (Buan) tersebut punya cita rasa beda dengan ponggol kebanyakan.
Perbedaan itu dapat dilihat dari cara maupun bumbu masak yang digunakan.
BACA JUGA: Beragam Gim Seru Makanan Khas Hadir di Korea Culture & Travel Festival 2023
Buan menceritakan untuk mendapatkan ponggol bercitarasa tinggi butuh tiga tahun riset.
"Ponggol itu sebetulnya terbuat dari tempe. Saya mulai belajar bikin resep sendiri. Saya gagal beberapa kali dan akhirnya menemukan resep yang rasanya sangat luar biasa," kata Buan saat peresmian Warpong Buan di Jakarta, Rabu (28/2).
BACA JUGA: Srikandi Ganjar Latih Perempuan Milenial Membuat Makanan Khas Lebaran
Ponggol Buan punya ciri khas berbeda karena tempenya dipadukan dengan daging.
Meski dimasak 12 jam, tetapi tempe itu tidak hancur seluruhnya.
Buan menceritakan proses memasaknya setiap empat jam berhenti agar bumbu dan kaldu daging sapi merasuk ke dalam tempe.
Setelah 4 jam proses memasak dilanjutkan lagi sampai 12 jam.
"Ponggol jadi menu utama di Warpong Buan, karena saya ingin mengangkat makanan tradisional menjadi makanan modern," ucap lulusan sarjana humum ini.
Mimpi Buan akhirnya menjadi kenyataan setelah dirinya bertemu dengan CEO ARA Food Philipe Kenneth.
Kenneth sangat tertarik dengan ide Buan dan langsung membuka Warpong Buan di kawasan Sabang, Jakarta Pusat.
"Kami sudah sukses di Jalan Sabang dengan Kopi Ko Acung. Kami bertemu dengan Buan, makanya jalan bareng untuk mendirikan Warpong Buan ini," ucap Kenneth.
Kenneth menambahkan Warpong Buan tidak hanya punya masakan unik.
Konsep yang ditawarkan pun juga ramah lingkungan.
"Kami meminimalisir sampah-sampah plastik. Makanya kami bisa lihat mejanya ini warna-warni, meja dan kursi dari sampah plastik daur ulang," katanya.
Dia menjelaskan Warpong merupakan singkatan dari Warung Ponggol.
Nama warung sengaja dipilih karena masakan yang dijual memiliki harga yang terjangkau.
"Secara harga tujuannya untuk menjangkau, bisa dinikmati semua kalangan. Harga terendah nasi Ponggol Rp18 ribu. Kalau komplit, ada nasi, tempe, ponggol, bakwan, ayam, dan telur harganya Rp 40 ribu," ungkapnya.
Kenneth yakin usaha kuliner ini bakalan berkembang pesat, pada beberapa tahun ke depan.
Dia bahkan sudah memiliki keinginan untuk membuka cabang di luar negeri.
Warpong Buan, ujarnya, dirikan dengan nama PT Warpong Goes to International, karena targetnya makanan khas Indonesia mendunia.
Sementara itu, Direktur Kampus Ministri Yayasan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Cikarang Kristiono Puspo menjelaskan konsep ramah lingkungan sebenarnya bukan hanya di meja, maupun kursi di Warpong Buan.
Hampir semua lukisan yang ada di Warpong Buan ini juga menggunakan konsep ramah lingkungan. Pewarna di lukisan menggunakan plastik yang dilumerkan.
"Ini warung pertama di Indonesia yang menggunakan furniture dan ornamen dari bahan-bahan daur ulang," pungkas Romo Kris. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiba di Jakarta, Bintang Timnas Basket Spanyol Langsung Cari Makanan Khas Indonesia
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad