Robi merupakan kamerawan yang merekam aksi brutal oknum TNI AU, Letkol Robert Simanjuntak saat mencekik Fotografer Riau Pos, Didik Herwanto di lokasi jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 di Riau. Diketahui kasus tersebut hingga kini masih menggantung di POM TNI AU, Lanud Roemin Nurjadin Pekanbaru.
Menurut Robi, sejak peristiwa itu, setidaknya sudah empat kali dirinya menerima ancaman dan teror. Namun pada teror keempat kalinya, Rabu (14/11) sekitar pukul 20.00 WIB, tadi malam dilakukan dalam bentuk kekerasan fisik. Bahkan pemukulan oleh empat orang tak dikenal (OTK) itu berlangsung sangat cepat.
Menyikapi insiden tersebut, PWI Pusat menduga penyerangan ini bagian dari ketidakpuasan pihak tertentu terhadap Robi dan komunitas pers yang telah melaporkan peristiwa “pencekikan” wartawan oleh oknum TNI AU kepada pihak berwajib.
Ketua PWI Pusat, Margiono mengecam keras tindakan penyerangan terhadap Robi tersebut, dan meminta agar TNI serta kepolisian mengusut dan memproses kasus tersebut secara serius sampai tuntas.
“Kita menunggu secepatnya hasil penyidikan Polri dan TNI atas kasus ini, dan segera mempertanggung jawabkannya kepada komunitas pers dan publik,” kata Margiono di Jakarta, Kamis (15/11).
Dia menilai, peristiwa penyerangan ini sebagai salah satu indikasi buruk terhadap kebebasan pers, dan harus dilawan. Karena menurut Margiono, jauh-jauh hari sebelum terjadinya penyerangan, Robi kerap mendapat teror, bahkan dia terpaksa pindah dari kediamannya karena khawatir akan keselamatan dia dan keluarganya. (Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipo Laporkan Kongkalikong DPR dengan 3 Kementrian ke KPK
Redaktur : Tim Redaksi