LONDON - Bayern Muenchen kurang beruntung saat dipimpin wasit asal Italia di Liga Champions. Sialnya, yang akan memimpin partai final sesama tim Jerman kontra Borussia Dortmund di Wembley, London, Minggu dini hari (26/5) adalah wasit Italia Nicola Rizzoli.
FC Hollywood, julukan Bayern, pernah dua kali dipimpim Rizzoli di Liga Champions. Kebetulan, semuanya berakhir dengan kekalahan. Mereka kalah dari FC Basel 0-1 pada first leg 16 besar musim lalu dan disikat 2-3 oleh Manchester United di second leg perempat final 2009-2010.
Selain Rizzoli, wasit asal Italia lainnya juga membuat Bayern patah hati. Kekalahan paling tragis mereka di final Liga Champions 1999, di mana sempat unggul 1-0 hingga injury time dan kemudian kalah 1-2 dari United, dipimpin Pierluigi Colina.
Saat ini, Rizzoli dianggap sebagai penerus kejayaan Colina yang pernah dianggap sebagai wasit terbaik dunia. Pria yang berprofesi lain sebagai arsitek itu dikenal sebagai sosok yang tegas dan tidak pernah ragu menarik kartu kuning maupun merah.
Lihat saja catatannya musim ini. Dari 25 pertandingan yang dipimpinnya, wasit berusia 41 tahun itu telah mengeluarkan 129 kartu kuning atau rata-rata 5,16 kartu setiap laga. Dia tergolong pelatih dengan rata-rata tertinggi dalam mengeluarkan karti merah. Sepanjang musim dia telah mengeluarkan sepuluh kartu merah. Jadi, jangan macam-macam dengan Rizzoli.
Selain doyan mengeluarkan kartu, dia juga tergolong wasit yang komunikatif dengan pemain. Dia tidak pernah ragu untuk berdebat dengan para pemain yang tidak setuju atas keputusan yang diambil.
Namun, ada beberapa kejadian yang juga membuatnya dipertanyakan. "Dia pelatih yang menggunakan standar ganda," kecam Edoardo Reja ketika masih melatih Lazio pada awal 2012, seperti dikutip Football Italia. Kecaman Reja itu datang karena dia dianggap lunak kepada tim besar di Italia dan keras terhadap klub medioker.
Dia juga menjadi sorotan setelah memimpin Derby della Madonnina antara Inter Milan melawan AC Milan yang berakhir 4-2 pada Mei 2012 lalu. Ketika itu, dia memberikan tiga penalti untuk Inter dan dua di antaranya dianggap keliru.
Mantan manajer United Sir Alex Ferguson malah menghardik Rizzoli lebih keras lagi. Tactician asal Skorlandia itu mengatakan Rizzoli layaknya sampah. Penyebabnya, kartu merah yang dijatuhkan kepada Rafael pada second leg perempat final Liga Champions 2009-2010 lalu.
Meski begitu, dia saat ini dianggap sebagai salah satu wasit terbaik dunia. Dia mulai aktif pada 2002 di Serie A Liga Italia. Kesempatan menjadi wasit di pertandingan level internasional baru diraihnya pada 2007 lalu.
Laga terbesar yang dipimpinnya adalah final Europa League 2010 antara Atletico Madrid kontra Hamburg. (ren/ham)
FC Hollywood, julukan Bayern, pernah dua kali dipimpim Rizzoli di Liga Champions. Kebetulan, semuanya berakhir dengan kekalahan. Mereka kalah dari FC Basel 0-1 pada first leg 16 besar musim lalu dan disikat 2-3 oleh Manchester United di second leg perempat final 2009-2010.
Selain Rizzoli, wasit asal Italia lainnya juga membuat Bayern patah hati. Kekalahan paling tragis mereka di final Liga Champions 1999, di mana sempat unggul 1-0 hingga injury time dan kemudian kalah 1-2 dari United, dipimpin Pierluigi Colina.
Saat ini, Rizzoli dianggap sebagai penerus kejayaan Colina yang pernah dianggap sebagai wasit terbaik dunia. Pria yang berprofesi lain sebagai arsitek itu dikenal sebagai sosok yang tegas dan tidak pernah ragu menarik kartu kuning maupun merah.
Lihat saja catatannya musim ini. Dari 25 pertandingan yang dipimpinnya, wasit berusia 41 tahun itu telah mengeluarkan 129 kartu kuning atau rata-rata 5,16 kartu setiap laga. Dia tergolong pelatih dengan rata-rata tertinggi dalam mengeluarkan karti merah. Sepanjang musim dia telah mengeluarkan sepuluh kartu merah. Jadi, jangan macam-macam dengan Rizzoli.
Selain doyan mengeluarkan kartu, dia juga tergolong wasit yang komunikatif dengan pemain. Dia tidak pernah ragu untuk berdebat dengan para pemain yang tidak setuju atas keputusan yang diambil.
Namun, ada beberapa kejadian yang juga membuatnya dipertanyakan. "Dia pelatih yang menggunakan standar ganda," kecam Edoardo Reja ketika masih melatih Lazio pada awal 2012, seperti dikutip Football Italia. Kecaman Reja itu datang karena dia dianggap lunak kepada tim besar di Italia dan keras terhadap klub medioker.
Dia juga menjadi sorotan setelah memimpin Derby della Madonnina antara Inter Milan melawan AC Milan yang berakhir 4-2 pada Mei 2012 lalu. Ketika itu, dia memberikan tiga penalti untuk Inter dan dua di antaranya dianggap keliru.
Mantan manajer United Sir Alex Ferguson malah menghardik Rizzoli lebih keras lagi. Tactician asal Skorlandia itu mengatakan Rizzoli layaknya sampah. Penyebabnya, kartu merah yang dijatuhkan kepada Rafael pada second leg perempat final Liga Champions 2009-2010 lalu.
Meski begitu, dia saat ini dianggap sebagai salah satu wasit terbaik dunia. Dia mulai aktif pada 2002 di Serie A Liga Italia. Kesempatan menjadi wasit di pertandingan level internasional baru diraihnya pada 2007 lalu.
Laga terbesar yang dipimpinnya adalah final Europa League 2010 antara Atletico Madrid kontra Hamburg. (ren/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cemaskan Laga Persib di Stadion Siliwangi
Redaktur : Tim Redaksi