Wasit Memihak Biasa di Indonesia, Tapi Jangan Keterlaluan

Jumat, 09 Oktober 2015 – 14:04 WIB

jpnn.com - PALEMBANG – Sriwijaya FC tak bisa menghilangkan kekhawatiran terkait kepemimpinan wasit meski pihak promotor sudah meminta klub memilih sepuluh nama wasit sendiri untuk laga semifinal Piala Presiden. Nantinya, pihak Promotor lah yang menentukan wasit mana yang memimpin dari sepuluh nama tersebut

Menurut asisten pelatih Sriwijaya, Hartono Ruslan, menghadapi Arema Cronus di leg kedua, Minggu (11/10) malam di Stadion Manahan, Solo, menjadikan kekhawatiran itu semakin besar. Sebab, Sriwijaya FC sudah dirugikan oleh pihak promotor dan tak bisa bermain di kandang dengan alasan asap. 

BACA JUGA: Jupe Ingatkan Rekannya Agar Tak Begini...

Kemudian, Arema selama ini memang kerap diuntungkan oleh wasit. Kerap kali keputusan wasit berpihak dan merugikan salah satu tim. Hal itu pun sering dialami Sriwijaya FC saat  bertemu Arema Cronus, terutama saat penyisihan di grup B dan semifinal leg pertama, pekan lalu. 

"Di penyisihan tekel keras Samsul Arif ke TA Musafri tidak dikartu. Kemudian, gol striker Arema Cristian Gonzales pada leg pertama Piala Presiden 2015. Gol itu kontroversial karena sebelum terjadi gol, Gonzales sudah melakukan pelanggaran dengan menghalangi Dian Agus saat merebut bola udara," katanya, kepada Sumatera Ekspress (grup JPNN), Kamis (8/10).

BACA JUGA: Terungkap! Ini Momen Paling Menyedihkan Sir Alex di MU

Karena itu, Ruslan berharap pada partai semifinal leg kedua nanti, pengadil lapangan hijau benar-benar bisa tampil dengan fair play. ”Kami sangat berharap wasitnya menjunjung sportivitas,” tambahnya.

Apalagi, sambung pelatih asal Solo itu, stadion Mahanan akan dipenuhi oleh para Aremania. Pendek kata, tidak akan beda dengan laga saat berlaga di kandang Arema pada pertama lalu. 

BACA JUGA: Inilah Kenangan Terindah Rossi Tentang Nicky Hayden

”Kandang atau tandang saja saja atmosfernya,” beber Hartono.

Hartono sadar bahwa keputusan wasit yang merugikan dan memihak tuan rumah sudah biasa terjadi di Indonesia. Hanya, dia berharap kadar keberpihakannya jangan keterlaluan dan berlebihan.

"Memihak sudah biasa di Indonesia, tapi kalau keterlaluan itu merusak permainan," tandasnya. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Messi Dapat Nilai 10, Cristiano Ronaldo Hanya 7


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler