Waspada Insomnia Kronis

Jumat, 27 September 2019 – 04:15 WIB
Ilustrasi - Stres. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tertidur atau tetap tertidur di malam hari, sehingga menghasilkan tidur yang tidak menyegarkan atau tidak restoratif. Sebenarnya, ini adalah masalah yang sangat umum terjadi pada banyak orang.

Penentuan seseorang terkena insomnia berdasarkan pada kualitas tidur dan bagaimana perasaannya saat terbangun, bukan dari durasi tidur atau seberapa cepat tertidur. Sebab, setiap orang memiliki kebutuhan waktu tidur yang berbeda. 

BACA JUGA: Benarkah Main Ponsel Sebelum Tidur bisa Sebabkan Insomnia?

Bahkan, saat Anda telah tidur selama delapan jam pada malam hari, tapi masih merasa mengantuk dan lelah pada siang hari, bisa jadi Anda mengalami insomnia.

Masalah yang menyebabkan insomnia juga berbeda pada setiap orang. Mulai dari sesuatu yang sederhana seperti mengonsumsi terlalu banyak kafein, hingga ke masalah yang lebih kompleks seperti adanya kondisi medis yang mendasarinya atau stres berlebih.

BACA JUGA: Kapan Penderita Insomnia Perlu Periksa ke Dokter?

Insomnia umumnya akan menyebabkan rasa kantuk di siang hari, lesu, dan perasaan tidak enak badan, baik secara mental maupun fisik. Menurut National Sleep Foundation, 30-40 persen orang dewasa Amerika melaporkan bahwa mereka memiliki gejala insomnia dalam 12 bulan terakhir, dan 10-15 persen orang dewasa mengaku menderita insomnia kronis.

Nah, insomnia yang sudah kronis ini yang bisa berbahaya, karena dapat berkontribusi pada masalah kesehatan yang serius. Sebab, meski insomnia adalah keluhan tidur yang paling umum, ini bukanlah gangguan tidur tunggal. Lebih tepat untuk menganggap insomnia sebagai gejala dari masalah lain.

BACA JUGA: Susah Tidur, Ivan Gunawan Ikut Kena Teror Mistis?

Tipe dan penyebab insomnia

Berdasarkan tipenya, insomnia dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Pada insomnia primer, gangguan tidur tidak diikuti atau dicetuskan oleh penyakit atau masalah lain. 

Sementara pada insomnia sekunder, gangguan tidur berasal dari sesuatu yang lain, seperti kondisi kesehatan (asma, depresi, radang sendi, dan kanker) serta pengaruh obat-obatan atau zat tertentu seperti alkohol.

Terkadang, insomnia hanya berlangsung beberapa hari dan hilang dengan sendirinya, terutama ketika terkait dengan penyebab sementara yang jelas. Misalnya, stres menjelang presentasi, perpisahan yang menyakitkan, atau jet lag. 

Namun, penyebab insomnia tidak hanya itu. Masih ada beberapa penyebab lain yang bisa mengganggu tidur Anda, yaitu:

Masalah Psikologi 
Kecemasan, stres, dan depresi adalah beberapa penyebab paling umum dari insomnia kronis. Sebaliknya, insomnia juga bisa membuat kecemasan, stres, dan depresi bertambah buruk. 

Penyebab emosional dan psikologis umum lainnya termasuk kemarahan, kekhawatiran, kesedihan, gangguan bipolar, dan trauma.

Masalah atau penyakit medis
Banyak kondisi dan penyakit medis dapat menyebabkan insomnia, seperti asma, alergi, Parkinson, Alzheimer, hipertiroidisme, refluks asam lambung, lesi di otak, tumor, stroke, sleep apnea, penyakit ginjal, dan kanker. Nyeri kronis juga merupakan penyebab umum insomnia.

Obat-obatan 
Beberapa jenis obat yang dapat mengganggu tidur, antara lain adalah antidepresan, stimulan untuk ADHD, kortikosteroid, hormon tiroid, obat tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis kontrasepsi.

Lain-lain
Selain itu, ada beberapa kondisi umum dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengganggu tidur Anda. Misalnya, tidur di dekat orang yang mendengkur, kondisi genetik, jet lag, perubahan jam kerja, cuaca dingin atau panas yang ekstrem, berada di ketinggian tertentu, kehamilan, dan sebagainya.(klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler