Waspada, Jumlah Gempa di Gunung Ile Meningkat Signifikan

Jumat, 26 April 2024 – 10:59 WIB
Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok. (ANTARA/Kornelis Kaha).

jpnn.com - KUPANG - Warga diminta waspada seiring meningkatnya jumlah gempa yang terjadi di Gunung Ile Lewotolok.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan jumlah gempa meningkat secara signifikan dalam kurun waktu sepekan, mulai 16 hingga 22 April.

BACA JUGA: Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Ketinggian Letusan Capai 600 Meter

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan peningkatan kegempaan didominasi gempa-gempa aktivitas dangkal atau permukaan.

"Yaitu gempa letusan atau erupsi, gempa embusan dan Tremor Non Harmonik," ujar Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi yang diterima di Kupang, Jumat (26/4).

BACA JUGA: 1.585 Warga Harus Dievakuasi Setelah Erupsi Gunung Ruang

Namun peningkatan jumlah kegempaan tidak diikuti dengan pola energi seismiknya, yang cenderung menurun meskipun masih berada di atas ambang batas normal.

Hendra menyebut hal ini mengindikasikan gempa-gempa yang terekam berenergi cukup kecil.

BACA JUGA: TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Namun dengan jumlah gempa yang lebih banyak dibanding periode pertama pada minggu sebelumnya.

Dia menjelaskan berdasarkan pengamatan instrumental yang dilakukan oleh petugas pos pemantau Gunung Ile Lewotolok di Lembata, tercatat 363 kali gempa erupsi dalam periode 16-22 April.

Gunung Ile Lewotolok hingga kini masih berstatus level III atau (siaga).

Kemudian juga gempa embusan mencapai 2.276 kali, dua kali gempa harmonik, 41 kali tremor non-harmonik, satu kali gempa vulkanik dangkal.

Sembilan kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal dan enam kali gempa tektonik jauh.

Selain itu juga energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dalam periode ini dengan tren menurun, serta masih di atas ambang batas normal.

Sementara berdasarkan data pengukuran Electronic Distance Measurement (EDM) pada periode satu minggu terakhir menunjukkan fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan sedikit menurun di kedua titik ukur LWT1 (malam hari) dan di LWT2 (malam hari).

Lalu berdasarkan pengamatan visual gunung yang pernah meletus pada November tahun 2020 itu terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Kemudian juga teramati asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi 50 – 800 meter dari puncak.

Cuaca cerah hingga hujan, angin ke Tenggara, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut. Terjadi letusan/erupsi, dengan tinggi 100 - 400 meter dari puncak, kolom erupsi berwarna putih hingga kelabu.

Berdasarkan pengamatan itu makanya pihaknya menyimpulkan bahwa aktivitas erupsi di gunung itu masih tinggi dan embusan asap dan cenderung meningkat bila dibandingkan dengan hasil pengamatan periode 7-15 April 2024.

Tinggi kolom erupsi/letusan dapat lebih tinggi dari yang diamati karena faktor cuaca yang menyebabkan pengamatan visual tidak maksimal dilakukan.

Badan Geologi pun merekomendasikan masyarakat Desa Lamatokan dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung.

Sedangkan masyarakat Desa Jontona dan Todanara direkomendasikan agar tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga kilometer dari pusat aktivitas gunung. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Semeru Erupsi Lagi, Sudah 174 Kali Sepanjang 2024


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler