Temuan itu didapat setelah tim gabungan yang terdiri BBPOM, Dinas Kesehatan, Disperindakop, dan Polda Aceh menggelar razia terhadap obat, makanan, maupun alat-alat kesehatan di sejumlah distributor yang berada di wilayah kota Banda Aceh. Kepada pemilik toko yang kedapatan menjual makanan kadaluarsa, BBPOM melakukan beberapa tindakan dan pembinaan, yakni peringatan, pengamanan di tempat dan pemusnahan.
"Ini akan ditindak lanjuti dengan pembinaan dan peringatan, serta pemusnahan temuan tersebut. Jika nantinya terulang kembali, maka kami akan pidanakan sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Kepala BBPOM Banda Aceh Drs. Syamsuliani, Apt. MM.
Petugas gabungan melakukan razia ke berbagai wilayah di Banda Aceh, seperti Peunayong, Neusu, Setui, Darussalam, Ulee Kareng dan berbagai wilayah lainnya. Tim tersebut diturunkan untuk memeriksa makanan dan minuman kadaluarsa dan rusak yang dijual dalam bentuk parcel lebaran oleh para pedagang di toko dan swalayan di Banda Aceh.
Kepada masyarakat yang menemukan pangan kadaluasrsa, kata Syamsuliani, diharapkan mengkomplain kepada para penjual dengan memperlihatkan bukti pembelian, serta juga melaporkannya kepada Balai POM.
“Masyarakat juga diharapkan berhati-hati dalam membeli pangan, tidak hanya untu parcel tetapi juga makanan dan minuman yang dikonsumsi di rumah, dengan memperhatikan lebel kadaluarsa dan bungkusnya rusak atau tidak, agar tidak merugikan kesehatan dan financial,” kata Kepala BBPOM Banda Aceh.
Dalam razia yang digelar sejak 9-13 Agustus, BBPOM menemukan makanan kadaluarsa sebanyak 83 jenis (696 pcs), makanan rusak 21 jenis (70 pcs), serta makanan Tanpa Izin Edar (TIE) sebanyak 39 item (3.548 pcs), dengan total nilai Rp 22,8 juta. Namun, BBPOM tidak memberikan penjelasan nama-nama makanan dan nama toko yang menjual dan mendistribusi pangan tersebut.
Sementara itu, Asisten II Pemko Banda Aceh Ramli Rasyid disela-sela razia itu menghimbau kepada pedagang agar tidak merugikan masyarakat dalam berjualan untuk mencari keuntungan. “Jangan sampai gara-gara makanan ini, masyarakat jadi terkena penyakit,”ujarnya.
Dalam mebeli atau menerima parcel, kata Ramli, masyarakat juga harus selektif melihat makanan tersebut sebelum dikonsumsi. “Yang membeli juga kadang tidak melihat karena parcel terbungkus, jadi yang menerima juga harus memperhatikan. Melihat parcel juga bukan hanya kadaluarsa, melainkan kondisi makanan yang rusak. Bisa saja makanan atau minuman itu rusak karena terkena sinar matahari, karena ditaruk diluar,” jelas Ramli.(tim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Lebaran, Sembako Naik
Redaktur : Tim Redaksi