Waspada, Pengedar Uang Palsu Beraksi di Pagi Buta

Rabu, 27 April 2016 – 23:12 WIB
Foto: Temanggung Ekspres/JPG

jpnn.com - TEMANGGUNG – Para pedagang di Pasar Kliwon Rejo Amertani, Temanggung sedang resah. Penyebabnya, kini marak uang palsu yang membuat banyak pedagang di pasar itu menjadi korbannya.

Sebagaimana diberitakan Temanggung Ekspres (Jawa Pos Group), pengedar biasanya beraksi saat pagi masih gelap. Setidaknya sudah ada 30 pedagang Pasar Kliwon Rejo Amertani yang menjadi korban peredaran uang palsu.

BACA JUGA: Keren, 12 BUMN ini Kompak Dukung Pengembangan Pariwisata Joglosemar

Murni (37), salah satu pedagang sayuran di pasar itu termasuk yang memperoleh uang palsu. Kejadiannya Selasa (26/4) sekitar pukul 04.20 WIB.

Hanya saja, ia mengaku masih ingat ciri-ciri orang yang belanja dengan uang palsu itu. Yakni bertubuh tidak terlalu tinggi, warna kulit sawo matang, memakai kaos hijau, jaket hitam dan mengenakan celana pendek.

BACA JUGA: Febriyanto Ngaku Bisa Narik Uang Gaib Rp 2 Triliun, Ini Triknya

“Selama kurang lebih 20 menit saya menggelar dagangan, baru orang itu yang membeli di tempat saya. Saya tahu kalau uang yang saya dapat ini palsu setelah tetangga saya juga mendapatkan uang yang sama,” katanya.

Ia menuturkan, kondisi pasar saat itu cukup ramai sehingga pedagang tidak terlalu memperhatikan uang yang diserahkan pembelu. Ia bahkan baru tahu mendapat uang palsu setelah ada pedagang lain yang memberi tahu.

BACA JUGA: Pelabuhan Penghubung Kawasan Terluar ini Rampung Dibangun

“Bentuknya hampir sama seperti uang asli. Saya memang tidak begitu paham bagaimana uang asli dan palsu,” ujarnya.

Sedangkan Marwiyah (63), penjual sayuran lainnya menuturkan, hampir rekan-rekannya sesama pedagang menjadi korban peredaran uang palsu. Beruntung Marwiyah pernah memergoki pembeli dengan uang palsu secara tak sengaja.

Mulanya sang pembeli mencoba membeli barang dagangan Marwiyah dengan mengunakan uang palsu pecahan Rp 100 ribu. Ternyata Marwiyah tak punya uang kembalian.

“Saya sudah ada firasat jelek. Jadi saya bilang saja kalau tidak ada kembalian,” ungkapnya.

Budiyanti (38) salah satu pedagang bawang merah menuturkan, dirinya juga menjadi korban peredaran upal. Menurutnya peredaran upal ini sangat merugikan dan membuat pedagang semakin resah.

“Kami ini hanya pedagang kecil, untungnya juga kecil. Kalau mendapatkan upal seperti ini siapa yang mau menggantinya,” katanya.

Peredaran upal ternyata juga terjadi di Pasar Pagi Kranggan. Menurut salah satu pedagang, Wahyudi, sudah dua pekan terakhir ini upal beredar di Pasar Kranggan. “Kebanyakan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu,” katanya.

Sama halnya yang terjadi di Pasar Kliwon, pengedar uang palsu biasanya beraksi saat pagi masih gelap. Dengan demikian sebagian besar pedagang tidak bisa mengenali uang dengan baik.

“Kebanyakan pedagang baru mengenali uang setelah pukul 06.00 WIB lebih. Pedagang baru sadar kalau sebagian dari uang yang didapatnya adalah upal,” tuturnya.

Karenanya ia berharap agar aparat keamanan segera memberantas peredaran upal yang sudah meresahkan para pedagang kecil itu. “Masyarakat sudah semakin resah dengan peredarannya yang semakin meluas,” katanya.(set/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Ini Ngaku Bisa Menarik Uang Gaib Nabi Sulaiman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler