Waspada, Wanita Berisiko Lebih Besar Cedera Lutut & Bahu

Kamis, 29 Februari 2024 – 17:55 WIB
dr. Liauw Roger Leo, Sp.OT, dokter spesialis Orthopedi & Traumatologi Klinik Utama DR. Indrajana (jas putih) diapit General Manager Klinik Utama DR. Indrajana dr. Susi Anggraini, MM dan dr. Mustafa Widjadja selaku direktur utama Klinik Utama DR. Indrajana dalam edukasi kesehatan tentang salah satu layanan unggulannya di bidang ortopedi. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Cedera bahu dan lutut bisa menimpa siapa saja, baik kaum wanita maupun pria dan kondisi ini tentu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi menjelang bulan puasa.

Salah satu tindakan untuk mengatasi hal itu adalah dengan tindakan Artroskopi yang dinilai lebih efektif, cepat dan nyaman.

BACA JUGA: Cedera Bahu tak Hilangkan Kesaktian Murray

"Metode ini membuat pasien sembuh secara lebih cepat dan nyaman karena sayatannya minim, luka dan nyeri pascaoperasi minimal, outcome yang lebih baik, serta waktu menginap di klinik lebih singkat," kata dr. Mustafa Widjadja, direktur utama Klinik Utama DR. Indrajana dalam edukasi kesehatan tentang salah satu layanan unggulannya di bidang ortopedi yaitu Artroskopi pada bahu dan lutut di Klinik Utama DR. Indrajana, Kamis (29/2).

Dia menjelaskan Klinik Utama DR. Indrajana yang berdiri sejak 1969 menyediakan layanan ini atas meningkatnya permintaan masyarakat. 

BACA JUGA: Buka Klinik Athena di Batam, Richard Lee Akhirnya Terima Pasien Lagi

Salah satu alasan, karena Artroskopi memiliki tingkat keberhasilan hingga 90%, juga menjadi terobosan signifikan dalam bidang ortopedi dan traumatologi. 

"Cara ini dilakukan ketika penyembuhan konservatif tidak berhasil. Artroskopi ini juga mencakup penanganan yang lebih luas, seperti pasien-pasien usia tua, pasien parkinson, jantung, kelainan ginjal, dan lainnya," terangnya.

BACA JUGA: Alami Dermatitis Perioral, Olla Ramlan Menjalani Perawatan di Klinik hingga Didapuk jadi BA 

Untuk faktor risiko dari gangguan sendi yang berujung pada Artroskopi adalah pekerjaan, jenis kelamin, dan berat badan. 

Atlet menjadi kelompok pekerjaan yang paling rentan mengalami kerusakan pada lutut dan bahu, terutama pada kategori intensitas tinggi seperti lari cepat, basket, dan sepak bola. 

"Selain itu, orang-orang yang bekerja di bidang militer seperti tentara dan polisi juga turut menjadi kelompok rentan.,” jelasnya.

General Manager Klinik Utama DR. Indrajana dr. Susi Anggraini, MM, menambahkan dari sisi gender wanita lebih rentan mengalami gangguan pada sendi lutut dan bahu dibandingkan dengan pria. Hal ini karena adanya perubahan hormonal.

“Faktor lain yang dapat memengaruhi kerusakan pada sendi lutut dan bahu adalah berat badan. Jika beban yang ditopang semakin berat, maka semakin mudah pula sendi rusak,” kata Susi.

Untuk tindakan medisnya, Artroskopi meliputi sebuah prosedur bedah dengan minimal invasif pada sendi menggunakan kamera berukuran sangat kecil yang dimasukkan melalui rongga tubuh. Melalui prosedur ini, dapat diketahui kondisi lutut, bahu, maupun persendian lain pada pasien. 

"Karena sayatannya kecil maka risiko terkena infeksi pun minim, tidak seperti operasi konvensional,” lanjutnya.

Sementara itu, dr. Liauw Roger Leo, Sp.OT, dokter spesialis Orthopedi & Traumatologi Klinik Utama DR. Indrajana dalam presentasinya menyatakan dengan keunggulan dan kecanggihannya, Artroskopi kini menjadi salah satu terobosan terbaik di bidang bedah ortopedi abad ke-20.

Setiap tahunnya terdapat hampir 1,7 juta prosedur Artroskopi bahu serta 750 ribu tindakan Artroskopi lutut dilakukan di Amerika. 

"Prosedur ini dapat dilakukan di rumah sakit bahkan klinik kesehatan karena mayoritas tindakan Artroskopi hanya memerlukan perawatan yang singkat, termasuk di sini," katanya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler