jpnn.com - JAKARTA -- Publik diimbau mewaspadai hasil rilis lembaga survei yang dianggap abal-abal jelang pemilihan presiden yang akan digelar 9 Juli 2014 nanti.
Diprediksi akan terjadi perang survei antar lembaga survei yang tak tak jarang mengutak-atik data survei demi menyenangkan sang pemesan dan dijadikan alat untuk mempengaruhi pemilih.ââ¬Â¬
BACA JUGA: Pendukung Prabowo dan Jokowi Bersaing di Bundaran HI
Menurut ââ¬Âªpeneliti dari Konsep Indonesia Research and Consulting Syafraji, pasangan capres dan cawapres yang bertarung akan berupaya mendorong hasil survei yang menguntungkan posisinya.
Namun, kata dia, tentunya pemilih sudah cerdas yang bisa membedakan. "Pemilih sudah cerdas, mereka sudah bisa membedakan mana yang diutak-atik mana yang apa adanya," kata Syafraji di Jakarta, Minggu (1/6).
BACA JUGA: MSBI Minta Prabowo jadikan Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2022
Syafraji menambahkan, pola pertarungan lembaga survei tersebut sebenarnya mudah dibaca. Dia mencontohkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan tunjukkan jarak elektabilitas mereka dengan Joko Widodo - Jusuf Kalla direkayasa seakan sudah dekat. “Nah seberapa dekatnya itulah potensi utak-atiknya,” ujarnya.
Dijelaskan Syafraji, berdasarkan temuan survei sebelumnya, jika akhir-akhir ini ada rilis yang menyatakan jarak Prabowo - Hatta ke Jokowi sudah kurang dari 8 persen, sudah bisa dipastikan hasil survei tersebut abal-abal.
BACA JUGA: Jet Tempur Se-Indonesia Kumpul di Juanda
Hal yang sama berlaku untuk rilis survei yang memenangkan Jokowi - Jusuf Kalla. Kalau jarak kemenangan pasangan ini di atas 30 persen, besar kemungkinan itu juga survei abal-abal. "Terlalu tinggi loncatannya kalau jaraknya terpaut begitu jauh," kata dia.
ââ¬ÂªSyafraji mengatakan yang terpenting adalah mencermati persentase yang belum memilih atau menyatakan rahasia. Kalau masih di atas 30 persen, kata dia, juga janggal. "Menjelang hari penyoblosan biasanya sudah di bawah 20 persen,” jelasnya.ââ¬Â¬
ââ¬ÂªTerkait survei yang diduga kuat abal-abal, ia menyarankan media dan juga asosiasi lembaga survei bersikap pro aktif dengan meminta pihak yang bersangkutan membuka data mentahnya, bila perlu sampai data respondennya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Relawan Jokowi Mulai Penuhi Depan Gedung KPU
Redaktur : Tim Redaksi