Wawan Ditangkap, Keluarga Atut Diterpa Tsunami Politik

Rabu, 09 Oktober 2013 – 11:31 WIB
Akhirnya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah terlihat di depan publik setelah adiknya Tubagus Chari Wardhana ditangkap KPK. Ia menghadiri acara istigosah di Mesjid Baitussolihin, Kota Serang, Senin (7/10) dengan mendapat kawalan yang ketat. Foto: Edo Dwi/Banten Pos/JPNN - See more at: http://www.jpnn.com/?mib=galeri&kd_foto=579&page=1#ad-image-0

jpnn.com - PENGAMAT politik asal Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) Banten, Gandung Ismanto, mengistilahkan tertangkapnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan oleh KPK, bagi keluarga besar Gubernur Ratu Atut Chosiyah merupakan tsunami politik. Itu peristiwa terbesar yang terjadi pasca meninggalnya Tubagus Chasan Chohib, ayah kandung Atut.

”Tidak ada guncangan sedahsyat masalah yang saat ini sebelumnya sehingga membuat dinasti ini goyah,” terangnya kepada INDOPOS, Selasa (8/10). Namun, katanya juga, dirinya tidak yakin bahwa peristiwa ini (penangkapan Wawan, Red) akan membuat dinasti Banten ini runtuh.

BACA JUGA: Komisi III Sambangi Rumah Calon Kapolri

Karena pilar mereka terlembaga pada dua dimensi, yaitu aspek struktur politik di mana trah keluarga Atut memiliki Partai Golkar dengan struktur dan jaringan yang kuat. Selain itu, keluarga Atut juga memiliki legitimasi tradisional pada kelompok jawara dan ulama.

”Sepanjang ulama dan jawara tidak banyak berubah menyikapi persoalan ini, saya tidak yakin Banten berubah,” cetusnya.

BACA JUGA: KPK Periksa Wakil Bupati Lebak

Apalagi, katanya juga, hingga saat ini loyalitas ulama dan jawara di Banten belum banyak berubah terhadap keluarga tersebut. Gandung juga mengatakan, walaupun Wawan yang dianggap sebagai tokoh sentral di dinasti Banten ditahan, tetapi sistem yang dibangun dinasti ini menjaga jaringan ulama dan jawara selalu terjaga.

”Pada Pemilu 2009, dinasti keluarga ini tidak hanya membangun basis di Partai Golkar tetapi sudah berkembang ke beberapa partai lain,” ujar juga pengajar di Universitas Agent Tirtayasa (Untirta) Banten ini. Lantaran kroni-kroninya keluarga itu, sudah banyak tersebar di berbagai partai lainnya.

BACA JUGA: Jimly Heran Tes Urine Akil Negatif

”Meski mereka berlatar belakang partai berbeda, kalau mereka terpilih pasti mengusung satu kepentingan. Inilah begitu kuatnya jejaring kekuasaan dinasti politik ini,” ujar dia lagi. Apalagi, katanya juga, masyarakat kelas menengah Banten saat ini tidak siap menyikapi momentum perubahan ini.

Sehingga mereka tidak sempat mengonsolidasi diri. Buktinya, tokoh-tokoh pendiri Banten sampai hari ini juga belum terdengar suaranya. ”Baru kemarin, Pak UU Mangkusasmita. Tetapi tidak disambut baik tokoh-tokoh yang lain. Termasuk kalangan ulama-ulama yang menjadi silent majority,” katanya.
        
Dalam situasi normal, pada 2014 akan menjadi fase penguatan hegemoni dinasti keluarga Atut di Banten dalam bidang politik. Karena lebih banyak lagi keluarga itu mencalonkan diri sebagai Caleg dari berbagai partai.  ”Jadi kekuatannya akan lebih menggurita. Mereka sudah masuk ke partai-partai politik lainnya,” katanya lagi.

Gandung juga memperkirakan jika Atut mundur atau non aktif karena kasus hukum dengan KPK dan selama bertahan pada Pemilu 2014 dan kelas menengah Banten tidak mampu memanfaatkan momentum ini untuk mencegah keluarga- keluarga ini menjadi pejabat politik nanti, maka mereka akan survive. ”Mereka akan kembali dan menyerang balik kepada kelompok-kelompok yang saat ini kritis,” pungkasnya.
     
Sementara itu dihubungi terpisah, salah satu pengacara Wawan, Tubagus Sukatma mengatakan hingga saat ini kliennya belum pernah diperiksa oleh penyidik KPK terkait kasus terhadap Ketua Mahkamah Konsitusi (MK) Akil Mochtar sebagai tersangka. ”Pak Wawan, belum pernah diperiksa sebagai tersangka oleh penyidik KPK meski telah ditetapkan sebagai tersangka,” terannya.

Dia juga mengaku belum tahu kapan ada pemeriksaan terhadap kliennya oleh KPK. Sukatma juga mengungkapkan, dirinya ditunjuk sebagai kuasa hukum oleh Wawan, tidak lama setelah ditetapkan tersangka oleh KPK. ”Saat ini saya hanya dipercaya menjadi pengacara Pak Wawan. Kalau untuk Ibu Atut siapa pengacaranya saya belum tahu. Kalaupun ada pengacaranya, tapi status Ibu Atut kan saksi,” ungkapnya. (bud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jimly tak Sudi Jenguk Akil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler