Wayangan di Boyolali, MPR Tampilkan Kisah Semar Mbangun Jiwa

Minggu, 10 Desember 2017 – 15:30 WIB
Ketua Badan Pengkajian MPR Dr Bambang Sadono menyerahkan wayang kepada dalang Ki Joko Sunarno sebelum pagelarang wayang berjudul Semar Mbangun Jiwa di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/12). Foto: Humas MPR

jpnn.com, BOYOLALI - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar pertunjukan wayang di Desa Bantengan, Kecamatan Karang Gede, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu malam (9/12). Pergelaran wayang dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR itu menampilkan lakon Semar Mbangun Jiwo oleh dalang Ki Joko Sunarno.

Lakon itu berkisah tentang Ki Lurah Semar yang sedang prihatin melihat Negara Amarta yang dahulu sangat menjunjung tunggi nilai-nilai Empat Pilar, tapi belakangan justru melupakannya. Sebagian warganya mementingkan dirinya sendiri, tidak lagi ada gotong royong.

BACA JUGA: Hari Antikorupsi, Ketua MPR: Masih Ada Orang Baik dan Bersih

Alam pun mengingatkan dengan menunjukkan berbagai peristiwa. Antara lain gunung meletus, banjir di mana-mana, serta berbagai peristiwa lainnya.

Sebagai pertanggungjawaban sebagai among projo, Ki Lurah Semar melalui aksi Mbangun Jiwo mengajak rakyatnya kembali mengamalkan nilai-nilai Empat Pilar. Itulah garis besar kisah pertunjukan wayang Semar Mbangun yang digelar di halaman rumah Ki Joko Sunarno.

BACA JUGA: Mahyudin Buka Sosialisasi BPH Migas di Kaltim

Pergelaran wayang itu dihadiri oleh Ketua Badan Pengkajian MPR Dr Bambang Sadono, anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Bowo Sidik dan anggota MPR dari Fraksi PPP Irgan Chairul Mahfiz. Selain itu, hadir juga Ketua Kosgoro Provonsi  Jawa Tengah H. Sutomo yang menjadi mitra MPR dalam penyelenggaraan pagelaran seni wayang kulit ini.

Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, SE., MM., selaku panitia penyelenggara pagelaran wayang itu mengatakan, pertunjukan seni budaya merupakan salah satu cara untuk menyosialisasikan Empat Pilar MPR. Seperti diketahui, MPR dalam menyosialisasikan Empat Pilar menggunakan berbagai metode seperti training of trainers (ToT), lomba cerdas cernat, Outbound dan sebagainya.

BACA JUGA: Ketua MPR: Solidaritas Palestina Melintasi Batas Perbedaan

Siti menjelaskan, pagelaran wayang ini dipilih sebagai salah metode sosialisasi Empat Pilar karena seni tradisional itu masih sangat digemari oleh masyarakat. Selain untuk menyosialisasikan Empat Pilar, pagelaran seni budaya itu juga sebagai upaya MPR untuk turut menggali dan melestarikan seni budaya tradisional di berbagai daerah di Indonesia agar jangan sampai punah.

Pagelaran seni budaya wayang di Desa Bantengan ini diawali dengan penyerahan tokoh wayang, Semar oleh anggota MPR Bowo Sidik didampingi oleh Irgan Chairul Mahfiz, Siti Fauziah, dan H. Sutomo kepada dalang Ki Joko Sunarno.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Festival Rebana, Cara Efektif untuk Sosialisasikan 4 Pilar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler