JAKARTA - Banyaknya petinju yang mati di Indonesia akhir-akhir ini memantik reaksi keras dari WBC. Kemarahan WBC sudah tak bisa diredam lagi. WBC pun langsung menjatuhkan sanksi bagi Indonesia. Sanksi tersebut mulai berlaku sejak 9 Februari hingga waktu yang belum ditentukan.
Perwakilan WBC di Indonesia Chandru Lalwani mengatakan, sanksi tersebut berupa larangan petinju di bawah naungan WBC bertanding di Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Petinju Indonesia yang memiliki peringkat di WBC juga dilarang tampil di luar negeri.
“Ada sembilan federasi yang berafiliasi ke WBC. Indonesia ada di bawah OPBF. Cukup banyak petinju Indonesia yang berada di badan tinju ini,” terang Chandru yang juga mantan pengurus harian KTI Pusat.
Ini merupakan sanksi kedua yang dijatuhkan pada Indonesia. Kali pertama ialah pada 2005 silam. Saat itu, Indonesia dijatuhi sanksi enam bulan karena kasus yang sama. Bedanya, saat itu WBC memberikan bantuan kepelatihan kepada manajer dan pelatih di Indonesia. Nah, untuk kasus sekarang, belum dipastikan apakah Indonesia akan mendapatkan batuan lagi atau tidak.
Chandru menambahkan, sanksi dari WBC sebenarnya akan dijatuhkan pada November 2012 silam. Saat itu sedang berlangsung konvensi WBC di Meksiko. Namun, WBC masi memberi kesempatan pada Indonesia untuk memperbaiki kelemahan yang terus terjadi tersebut.
“Tapi karena kasus ini muncul lagi, maka Cuma berselang beberapa pekan WBC langsung mengadakan voting. Hasilnya adalah sanksi untuk Indonesia,” tegas Chandru.
Sebagai informasi, WBC merupakan organisasi tinju internasional yang didirikan oleh 11 negara pada 14 Februari 1963. Sebanyak 11 negara itu ialah AS, Puerto Rico, Argentina, Inggris, Prancis, Filipina, Panama, Peru, Chili, Venezuela dan Brazil. Saat ini WBC memiliki 161 negara anggota.
Selain WBC, tinju dunia juga memiliki tiga badan lain. Yakni IBF, WBA dan WBO. Awalnya, badan tinju dunia hanya IBF. Namun, seiring perkembangan, tiga badan tinju itu lahir. Tujuannya ialah untuk melahirkan lebih banyak lagi juara dunia. (jos/mas/jpnn)
Lima Petinju Indonesia Terakhir yang Meninggal:
Fadly Kasim : Meninggal saat bertanding lawan Jibril Soamole pada 16 Juni 2006.
Anis Dwi Mulya : Meninggal saat lawan Irvan Bone pada 15 Maret 2007. Meninggal lima hari kemudian.
Afrizal Cotto : Meninggal karena pendarahan otak setelah melawan Irvan Barita Marbun pada 31 Maret 2012.
Oxon Palue : Meninggal setelah bertanding melawan Gerry Gio Toisuta pada 16 November 2012.
Tubagus Setia Sakti : Meninggal karena pendarahan otak usai bertanding melawan Ical Tobida pada 27 Januari 2013.
Perwakilan WBC di Indonesia Chandru Lalwani mengatakan, sanksi tersebut berupa larangan petinju di bawah naungan WBC bertanding di Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Petinju Indonesia yang memiliki peringkat di WBC juga dilarang tampil di luar negeri.
“Ada sembilan federasi yang berafiliasi ke WBC. Indonesia ada di bawah OPBF. Cukup banyak petinju Indonesia yang berada di badan tinju ini,” terang Chandru yang juga mantan pengurus harian KTI Pusat.
Ini merupakan sanksi kedua yang dijatuhkan pada Indonesia. Kali pertama ialah pada 2005 silam. Saat itu, Indonesia dijatuhi sanksi enam bulan karena kasus yang sama. Bedanya, saat itu WBC memberikan bantuan kepelatihan kepada manajer dan pelatih di Indonesia. Nah, untuk kasus sekarang, belum dipastikan apakah Indonesia akan mendapatkan batuan lagi atau tidak.
Chandru menambahkan, sanksi dari WBC sebenarnya akan dijatuhkan pada November 2012 silam. Saat itu sedang berlangsung konvensi WBC di Meksiko. Namun, WBC masi memberi kesempatan pada Indonesia untuk memperbaiki kelemahan yang terus terjadi tersebut.
“Tapi karena kasus ini muncul lagi, maka Cuma berselang beberapa pekan WBC langsung mengadakan voting. Hasilnya adalah sanksi untuk Indonesia,” tegas Chandru.
Sebagai informasi, WBC merupakan organisasi tinju internasional yang didirikan oleh 11 negara pada 14 Februari 1963. Sebanyak 11 negara itu ialah AS, Puerto Rico, Argentina, Inggris, Prancis, Filipina, Panama, Peru, Chili, Venezuela dan Brazil. Saat ini WBC memiliki 161 negara anggota.
Selain WBC, tinju dunia juga memiliki tiga badan lain. Yakni IBF, WBA dan WBO. Awalnya, badan tinju dunia hanya IBF. Namun, seiring perkembangan, tiga badan tinju itu lahir. Tujuannya ialah untuk melahirkan lebih banyak lagi juara dunia. (jos/mas/jpnn)
Lima Petinju Indonesia Terakhir yang Meninggal:
Fadly Kasim : Meninggal saat bertanding lawan Jibril Soamole pada 16 Juni 2006.
Anis Dwi Mulya : Meninggal saat lawan Irvan Bone pada 15 Maret 2007. Meninggal lima hari kemudian.
Afrizal Cotto : Meninggal karena pendarahan otak setelah melawan Irvan Barita Marbun pada 31 Maret 2012.
Oxon Palue : Meninggal setelah bertanding melawan Gerry Gio Toisuta pada 16 November 2012.
Tubagus Setia Sakti : Meninggal karena pendarahan otak usai bertanding melawan Ical Tobida pada 27 Januari 2013.
BACA ARTIKEL LAINNYA... 7 Pemain Mitra Kukar Gabung Timnas 15 Maret
Redaktur : Tim Redaksi