jpnn.com, YOGYAKARTA - Pengusaha muda Wijdan Nandiwardhana membuktikan bahwa modal uang besar sebagai syarat utama membangun usaha tidak selamanya benar.
Dia mengaku membangun bisnis homestay pada 2014, hanya dengan modal awal sebesar Rp 5 juta.
BACA JUGA: Prospek Menjanjikan Homestay di Pulau Kecil Indonesia
Hingga kini, homestay di bawah We Stay Management milik Ardhan ini mampu mempekerjakan 30 karyawan.
Mulai customer service, house keeping, laundry staff, finance, hingga digital marketing homestay yang memiliki akun homestay_jogja di Instagram.
BACA JUGA: Dukung Persiapan MotoGP dan World Superbike, Bamsoet Dorong Pembangunan Homestay di Mandalika
"Awalnya saya dipasrahi rumah kosong milik paman pada 2011, dan dijadikan homestay," ujar Ardhan, dalam keterangannya, Rabu (1/11).
Dia menawarkan homestay melalui online dengan memaksimalkan website dan menggandeng rekannya satu kampus yang jago dalam optimasi marketing digital.
BACA JUGA: Sandiaga Sebut Bakal Ada Bantuan Pembiayaan untuk Usaha Homestay
"Beberapa teman mulai menawarkan rumah kosong mereka untuk dijadikan homestay dan menitipkan pada saya," tuturnya.
Tingginya permintaan homestay, membuat Ardhan berinisiatif mencari pemilik rumah kosong untuk diajak bekerja sama. Sasarannya rumah di Yogyakarta, dan sekitarnya.
Berkat optimalisasi marketing online, usaha tersebut mulai meningkat dan makin ramai sejak Juni 2014.
"Jika dahulu hunian homestay hanya terjadi saat libur panjang, tetapi sekarang hampir penuh di setiap akhir pekan," ungkapnya.
Saat ini, sudah ada sekitar 105 homestay yang mereka kelola dan dengan followers di Instagram homestay_jogja mencapai 18,800 follower.
Homestay itu pun menyebar ke semua kelas, mulai dari kelas Rp 70 ribu sampai Rp 1,8 juta per malam.
"Homestay kami lengkap dari yang murah hingga yang cukup mahal, tetapi harga itu berbanding dengan banyaknya kapasitas," ucapnya.
Ardhan pun kini mulai merambah akomodasi lain, seperti vila, apartemen, guest house, hingga kos-kosan. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh