WHO: Dampak Pandemi Corona Bakal Dirasakan hingga Puluhan Tahun

Sabtu, 01 Agustus 2020 – 22:44 WIB
Direktur General WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pertemuan Munich Security Conference di Jerman (15/2/2020). Tedros menyatakan optimismenya pada COVID-19 bisa dikendalikan. Foto: REUTERS/ANDREAS GEBERT

jpnn.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, wabah global virus corona merupakan jenis bencana yang bakal berdampak lama pada masa mendatang.

"Pandemi ini merupakan krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya bakal terasa hingga puluhan tahun ke depan," kata Tedros saat pertemuan komite darurat WHO, Jumat (31/7).

BACA JUGA: Update Corona: Dua Hari Berturut-turut, Negara Ini Catat Lonjakan Tertinggi di Asia Tenggara

Pandemi tersebut telah menjangkiti lebih dari 17 juta orang dan menelan lebih dari 670.000 korban jiwa sejak kemunculannya pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Tiongkok.

Amerika Serikat, Brazil, Meksiko serta Inggris selama beberapa pekan terakhir sangat terguncang akibat penyakit COVID-19, saat pemerintahan mereka berjuang untuk mendapatkan cara penanganan yang efektif.

BACA JUGA: Update Corona 31 Juli 2020: Pasien di RSD Wisma Atlet yang Sembuh Lumayan Banyak

Kondisi ekonomi di berbagai wilayah babak belur akibat pembatasan COVID-19, yang diterapkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, dan banyak wilayah yang mengkhawatirkan gelombang kedua kemunculan virus corona.

Sementara itu, sekitar lebih dari 150 perusahaan farmasi sedang membuat vaksin, meski penggunaan pertama vaksin tidak dapat diprediksikan hingga awal 2021, menurut WHO pekan lalu.

BACA JUGA: Gegara Corona, Pencapaian Ekonomi 6 Tahun Terakhir Terbuang Sia-Sia

Meski pengetahuan tentang virus baru meningkat, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan populasi masih rentan, lanjut Tedros.

"Hasil awal dari riset serologi (antibodi) menunjukkan gambar yang konsisten: sebagian besar orang di dunia masih rentan terhadap virus ini, bahkan di daerah yang pernah menjadi wabah parah sekali pun," katanya.

"Banyak negara yang yakin bahwa mereka yang telah melewati masa tersulit, kini sedang bergulat dengan wabah baru. Sejumlah negara yang tidak begitu berdampak, kini menyaksikan lonjakan kasus maupun kematian." (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler