KUPANG-World Health Organization (WHO) mendatangi RSUD Prof W.Z Yohannes Kupang untuk melakukan evaluasi terkait penurunan pasien penyakit tubercolosis (TBC). Pasalnya beberapa tahun terakhir, TBC dilaporkan terus mengalami penurunan, padahal sesungguhnya penderita TBC di NTT cukup tinggi.
Untuk itu tim WHO ingin mengetahui apakah ada penurunan pasien ataukah ada kesalahan manajemen, sehingga laporan yang diterima WHO mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Demikian dikatakan Koordinatot DOTS RSUD Prof W.Z Yohannes Kupang, dr Andreas Fernandes, usai melakukan pertemuan bersama tim WHO di RSUD Prof W.Z Yohannes Kupang.
Terang Andreas, WHO merupakan organisasi yang bekerjasama dengan Indonesia untuk menurunkan kasus TBC sejak tahun 2008 lalu. Untuk itu jika ada keganjilan laporan maka mereka akan turun untuk melakukan evaluasi.
"Mereka datang untuk cari tahu apakah penurunan pasien TBC karena memang penderita TBC menurun ataukah ada kesalahan lain. Sekarang mereka masih evaluasi sistem yang dilakukan selama dijalankan. Kalau memang ada kesalahan sistem, berarti penderita TBC masih banyak, tapi tidak terjangkau atapun tidak dilaporkan,"urai Andreas.
Lanjut dia, para penderita TBC yang melakukan perawatan di RSUD Prof W.Z Yohannes Kupang, cukup tinggi hanya saja biasanya ada sebagian pasien yang dipulangkan untuk menjalani perawatan medis di Puskesmas-Puskesmas terdekat.
"Bisanya kami ikut keinginan pasien. Kalau pasien mau rawat di sini, ya nanti kami rawat di sini. Tapi kalau dia mau pulang ke kampungnya, nanti kami pulangkan ke rumahnya dan kami akan bersurat kepada Puskesmas terdekat untuk pasien menjalani perawatan medis di Puskesmas setempat,"ungkap dia.
Sementara Kepala ruangan Poli DOTS RSUD Prof W.Z Yohannes Kupang, Katarina S Bethan kepada wartawan membeberkan, pengunjung TBC dari bulan ke bulan terus mengalami peningkatan. Sebutnya, bulan Januari 2012 pasien dewasa yang dinyatakan positif mengidap TBC sebanyak 18 orang, sedangkan pada bulan Februari, meningkat menjadi 21 pasien, dan pada bulan Maret sudah delapan orang dinyatakan positif TBC.
Sedangkan pasien anak yang dinyatakan positif TBC pada Januari 2012 sebangak 11 orang, bulan Februari 15 orang dan pada bulan Maret hingga tanggal (13/3) sebanyak lima orang.
"Orang yang dinyatakan positif TBC itu jika sudah menjalani rontgen dan pemeriksaan darah dan dinyatakan positif. Kalau rontgen dan darahnya positif TBC, baru dilakukan pengobatan. Tapi kalau rontgen dan positif tetapi darahnya tidak, nanti diobati tapi tidak masuk dalam pengobatan TBC,"kata Katarina.
Tambahnya, TBC pada umumnya menular dari orang dewasa kepada anak kecil. Untuk itu, jika ada keluarga yang menderita TBC, maka harus ditelusuri lebih jauh lagi mengenai silsilah penyakitnya. Dengan demikian, akan diketahui dari mana datangnya TBC itu. Jika dari keluarga, maka harus segera melakukan perawatan. "Biasanya TBC menular melalui air liur. Jadi kalau orang yang mengidap TBC, hati-hati supaya Anda jangan terkena air liurnya,"pungkas dia. (mg-14/boy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penting, Habiskan Waktu Bersama Anak
Redaktur : Tim Redaksi