Sekitar satu dari 10 orang mungkin telah terinfeksi virus corona, membuat sebagian besar populasi dunia rentan terhadap penyakit COVID-19, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO mengatakan sebagian besar belahan dunia tetap berisiko dari penyebaran virus corona Australia mengulangi seruannya untuk menyelidiki asal-usul pandemi Rusia ingin mengevaluasi konsekuensi Amerika Serikat meninggalkan WHO
BACA JUGA: Bu Khofifah Punya Pengumuman Luar Biasa soal COVID-19 di Jawa Timur
Kepada Dewan Eksekutif WHO, Mike Ryan, pakar utama keadaan darurat WHO menyampaikan perkiraan tersebut, yang berarti jumlahnya sudah 20 kali dari jumlah kasus global yang terkonfirmasi.
Dr Mike memperingatkan dunia sedang "menuju masa yang sulit," Ketika Asia Tenggara menghadapi lonjakan kasus, Eropa dan Mediterania timur mengalami peningkatan, sementara situasi di Afrika dan Pasifik Barat "cenderung lebih positif."
BACA JUGA: Info dari Satgas Covid-19: Jumlah Pasien Sembuh Lampaui Kasus Baru
"Penyakit ini terus menyebar. Penyakit ini terus meningkat di banyak tempat di dunia," katanya
"Perkiraan terbaik kami saat ini menunjukkan sekitar 10 persen populasi global mungkin telah terinfeksi oleh virus corona."
BACA JUGA: Mertua Vanessa Angel Positif Covid-19
Baca juga: Mengapa penularan COVID-19 di Indonesia terasa semakin dekat?Dr Mike didampingi oleh atasannya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang beberapa menit sebelumnya memimpin peserta rapat mengheningkan cipta untuk menghormati para korban, kemudian bertepuk tangan untuk para petugas kesehatan yang telah berusaha menyelamatkan mereka. Photo: Pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia Dr Michael Ryan mengatakan COVID-19 dapat menjadi endemik seperti virus HIV dan kita mungkin harus menghadapi penyakit ini dengan cara yang sama. (Reuters: Denis Balibouse)
Selama pertemuan tersebut, Amerika Serikat menyerang China dengan menyebut "kegagalan" memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang wabah virus corona
Tetapi Zhang Yang dari Komisi Kesehatan Nasional China, menjawab, "China selalu transparan dan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban internasional kami."
China juga menjalin kontak erat dengan semua tingkat badan kesehatan PBB, tambahnya.
WHO dan para ahli lainnya mengatakan virus yang diyakini berawal dari pasar di kota Wuhan di China akhir tahun lalu berasal dari hewan.
WHO telah mengirimkan sejumlah ahli untuk ambil bagian dalam misi internasional ke China untuk menyelidiki asal usul virus ini, sebagai bahan pertimbangan otoritas China, kata Ryan, tanpa merincinya lebih lanjut.
Menurut asisten sekretaris kesehatan Amerika Serikat, Brett Giroir, sangatlah penting bagi 194 negara anggota WHO untuk menerima "pembaruan rutin dan tepat waktu, termasuk kerangka acuan untuk panel ini atau untuk misi lapangan apapun, sehingga kita semua dapat terlibat dalam proses dan lebih yakin mencapai hasil. "
Jerman, berbicara mewakili Uni Eropa, mengatakan sebuah misi yang diisi oleh para ahli harus segera diluncurkan, sementara Australia mendukung penyelidikan yang dilakukan dengan cepat.
Sementara itu, Alexandra Dronova, wakil menteri kesehatan Rusia, menyerukan evaluasi dampak hukum dan keuangan dari Pemerintahan Presiden Trump yang mengumumkan penarikan Amerika Serikat dari WHO Juli mendatang.
Amerika Serikat tidak akan membayar sekitar US$80 juta (sekitar Rp1,2 triliun) yang menjadi utangnya kepada WHO dan akan mengalihkan uang tersebut untuk membantu membayar tagihan PBB di New York, menurut seorang pejabat Amerika Serikat pada 2 September lalu.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepertiga Pasien COVID-19 di AS Alami Perubahan Fungsi Mental