Wiranto Anggap Ramadhan Politisi Bermental Dangkal

Minggu, 04 Maret 2012 – 11:44 WIB

JAKARTA - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto, menganggap Wakil Sekjen Partai Demokrat (PD), Ramadhan Pohan dilanda kepanikan luar biasa sehingga asal bicara. Tudingan Wiranto itu terkait pernyataan Ramadhan bahwa mantan Panglima TNI itu masih belum rela dengan dua kali kekalahan saat Pilpres dan tak ingin SBY mengakhiri masa kepresidenannya hingga 2014 nanti.

Ramadhan pun disarankan bertanya ke kalangan mantan jendral  TNI tentang sosok Wiranto. "Silakan tanya kepada para mantan jenderal di Partai Demokrat termasuk SBY yang lebih mengenal Wiranto ketimbang Ramadhan," kata Wiranto di kantor sekretariat Perempuan Hanura di Jakarta, Sabtu (3/3).

Wiranto pun sangat menyesalkan tudingan Ramadhan. "Tudingan itu sangat emosional, dangkal dan menunjukkan kepanikan luar biasa," ucap Wiranto.

Menurutnya, secara substansial tuduhan itu benar-benar tak masuk akal.  "Apakah tuduhan itu bersifat pribadi atau mewakili partai Demokrat?" imbuh Capres Golkar pada Pilpres 2004 itu.

Menteri Pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid itu menegaskan, dirinya bukan type orang yang mengganggu SBY dengan cara-cara kotor. Karenanya pula Wiranto memilih mendirikan partai politik agar bisa memperjuangkan cita-citanya termauk untuk merebut kursi kepresidenan dengan cara-cara konstitusional.

Bagaimana dengan tudingan Ramadhan bahwa politisi Hanura Elza Syarif menjadi pengacara bagi Nazaruddin sehingga bisa melontarkan tudingan-tudingan negatif ke politisi PD? Wiranto menegaskan bahwa posisi Elza sebagai pengacara mantan Bendahara Umum PD itu tak ada sangkut pautnya dengan misi partai Hanura.

"Saya sebagai Ketua Umum tak akan mengintervensi profesi pribadi para kader partai Hanura, apalagi memanfaatkan posisi profesi mereka guna kepentingan politik," tandasnya.

Meski demikian  Wiranto tetap meminta kaderanya di Hanura tetap tenang. "Tidak usah menaggapi tudingan itu secara berlebihan," pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perlu Sanksi Politik Terkait Kouta Perempuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler