MASUKNYA pengusaha Hary Tanoesoedibjo ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ternyata bukan proses instan. Sebab, Hary sudah tertarik masuk ke partai pimpinan Wiranto itu sejak masih duduk di kursi Ketua Dewan Pakar Partai NasDem.
Lantas bagaimana hingga akhirnya Hary bisa mulus masuk Hanura? Ternyata ada peran politisi Hanura, Sarifuddin Sudding di situ. Pria asal Makassar itu cukup intens berupaya mengkondisikan agar Hary mau masuk Hanura. Di sisi lain, Sudding juga berupaya meyakinkan Wiranto selaku Ketua Umum Hanura agar mau menerima Hary.
Sudding yang ditemui di gedung DPR RI, Rabu (20/2), membeber pembicaraan segitiga yang melibatkan dirinya, Wiranto dan Hary. Bagi Suding, Hary bukanlah sosok yang baru dikenal. "Saya kenal sudah sejak pengacara. Beliau (Hary, red) panggil saya chief," kata Sudding bercerita.
Tak berselang lama setelah Hary Tanoe keluar dari Partai NasDem pada awal tahun 2013, bos MNC Group itu menghubungi Sudding untuk bertemu. "Chief, saya ingin bersama-sama berjuang dengan Partai Hanura," kata Sudding menirukan ucapan Hary saat pertemuan yang digelar awal Januari lalu itu.
Sudding pun kaget. Pria yang kini duduk di Komisi Hukum DPR itu langsung teringat pembicaraannya dengan Hary pada tahun 2010. Saat itu, Hary baru hendak masuk ke Partai NasDem. "Saya ingat pernah bilang bahwa insya Allah kita akan berada dalam satu wadah berjuang bersama-sama untuk kepentingan bangsa dan perbaikan negara. Itu di 2010," tuturnya.
Sudding pun langsung melobi Wiranto dengan tetap menyimpan rapat-rapat rencana Hary Tanoe itu. "Pak Wiranto kaget sekaligus gembira," kata Sudding.
Hary lantas minta saran ke Sudding guna mencari momentum yang tepat untuk masuk Hanura. Namun Sudding justru menyarankan Hary menunggu waktu.
Seiring berjalannya waktu, sempat muncul keraguan di benak Sudding bahwa Hary bakal benar-benar masuk Hanura. Sebab begitu Hary Tanoe keluar dari NasDem, banyak kader di partai yang kini dipmpin Surya Paloh itu ikut-ikutan hengkang. Mereka juga mendorong Hary membesarkan ormas Persatuan Indonesia (Perindo). Tak hanya itu, Hary ternyata juga banyak mendapat tawaran dari partai lain.
Sudding pun tak mau kehiangan momentum. Dia langsung bergegas mempertemukan Hary dengan Wiranto pada 20 Januari lalu. "Keduanya saling berbagi visi, misi," ucap Sudding.
Namun ternyata, pertemuan pertama Wiranto dengan Hary tidak berujung pada kesepakatan. "Pak Wiranto pada awalnya sebenarnya tak terlalu yakin dengan niat Pak Hary Tanoe masuk. Tapi saya yakinkan Pak Wiranto bahwa Pak Hary sangat paham dan tahu soal Hanura," katanya.
Hingga akhirnya Hary dan Wiranto kembali bertemu pada 10 Februari 2013. "Setelah pertemuan kedua itulah fixed persatuan itu," ucap Sudding.
Namun yang di luar perkiraan Sudding adalah ikutnya gerbong Hary Tanoe di NasDem untuk masuk ke Hanura. "Ini di luar dugaan saya bahwa beliau bergabung ke Partai Hanura juga diikuti oleh orang-orang yang mengikutinya saat di Partai Nasdem," pungkasnya.
Seperti diketahui, Hary pada Minggu (17/2) lalu resmu masuk sebagai kader Hanura. Di Hanura, Hary langsung mendapat posisi strategis, yakni Ketua Dewan Pertimbangan.(ara/jpnn)
Lantas bagaimana hingga akhirnya Hary bisa mulus masuk Hanura? Ternyata ada peran politisi Hanura, Sarifuddin Sudding di situ. Pria asal Makassar itu cukup intens berupaya mengkondisikan agar Hary mau masuk Hanura. Di sisi lain, Sudding juga berupaya meyakinkan Wiranto selaku Ketua Umum Hanura agar mau menerima Hary.
Sudding yang ditemui di gedung DPR RI, Rabu (20/2), membeber pembicaraan segitiga yang melibatkan dirinya, Wiranto dan Hary. Bagi Suding, Hary bukanlah sosok yang baru dikenal. "Saya kenal sudah sejak pengacara. Beliau (Hary, red) panggil saya chief," kata Sudding bercerita.
Tak berselang lama setelah Hary Tanoe keluar dari Partai NasDem pada awal tahun 2013, bos MNC Group itu menghubungi Sudding untuk bertemu. "Chief, saya ingin bersama-sama berjuang dengan Partai Hanura," kata Sudding menirukan ucapan Hary saat pertemuan yang digelar awal Januari lalu itu.
Sudding pun kaget. Pria yang kini duduk di Komisi Hukum DPR itu langsung teringat pembicaraannya dengan Hary pada tahun 2010. Saat itu, Hary baru hendak masuk ke Partai NasDem. "Saya ingat pernah bilang bahwa insya Allah kita akan berada dalam satu wadah berjuang bersama-sama untuk kepentingan bangsa dan perbaikan negara. Itu di 2010," tuturnya.
Sudding pun langsung melobi Wiranto dengan tetap menyimpan rapat-rapat rencana Hary Tanoe itu. "Pak Wiranto kaget sekaligus gembira," kata Sudding.
Hary lantas minta saran ke Sudding guna mencari momentum yang tepat untuk masuk Hanura. Namun Sudding justru menyarankan Hary menunggu waktu.
Seiring berjalannya waktu, sempat muncul keraguan di benak Sudding bahwa Hary bakal benar-benar masuk Hanura. Sebab begitu Hary Tanoe keluar dari NasDem, banyak kader di partai yang kini dipmpin Surya Paloh itu ikut-ikutan hengkang. Mereka juga mendorong Hary membesarkan ormas Persatuan Indonesia (Perindo). Tak hanya itu, Hary ternyata juga banyak mendapat tawaran dari partai lain.
Sudding pun tak mau kehiangan momentum. Dia langsung bergegas mempertemukan Hary dengan Wiranto pada 20 Januari lalu. "Keduanya saling berbagi visi, misi," ucap Sudding.
Namun ternyata, pertemuan pertama Wiranto dengan Hary tidak berujung pada kesepakatan. "Pak Wiranto pada awalnya sebenarnya tak terlalu yakin dengan niat Pak Hary Tanoe masuk. Tapi saya yakinkan Pak Wiranto bahwa Pak Hary sangat paham dan tahu soal Hanura," katanya.
Hingga akhirnya Hary dan Wiranto kembali bertemu pada 10 Februari 2013. "Setelah pertemuan kedua itulah fixed persatuan itu," ucap Sudding.
Namun yang di luar perkiraan Sudding adalah ikutnya gerbong Hary Tanoe di NasDem untuk masuk ke Hanura. "Ini di luar dugaan saya bahwa beliau bergabung ke Partai Hanura juga diikuti oleh orang-orang yang mengikutinya saat di Partai Nasdem," pungkasnya.
Seperti diketahui, Hary pada Minggu (17/2) lalu resmu masuk sebagai kader Hanura. Di Hanura, Hary langsung mendapat posisi strategis, yakni Ketua Dewan Pertimbangan.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penggabungan Partai Dinilai Tak Efektif Dongkrak Suara
Redaktur : Tim Redaksi