jpnn.com, LABUAN BAJO - Kapal Tiana yang mengangkut wisatawan tenggelam di Perairan Batu Tiga, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu kemarin.
Wisatawan berharap pihak kepolisian mengusut tuntas insiden itu.
BACA JUGA: Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Tim SAR Masih Evakuasi Penumpang
"Saya berharap pihak kepolisian mengusut tuntas kasus kapal tenggelam ini agar nama Labuan Bajo tidak tercoreng, karena saya baru tahu kalau ini kapal second yang pernah tenggelam sebelumnya," kata Khouw Cynthia Josephine Kosasih (26), wisatawan asal Pekalongan, Jawa Tengah kepada wartawan di depan RS Siloam Labuan Bajo, Sabtu malam.
Kapal KLM Tiana terbalik pada pukul 14.30 WITA di sekitar Perairan Batu Tiga.
BACA JUGA: 720 Personel Gabungan Bersenjata Lengkap Bersiaga di Labuan Bajo
Tim SAR Gabungan pun mengevakuasi 10 wisatawan asing bersama Cynthia dan tiga anggota keluarganya yang merupakan wisatawan lokal.
Dia mengaku kaget begitu mengetahui kapal yang mereka tumpangi adalah kapal yang pernah mengalami kecelakaan dan tenggelam setahun lalu.
BACA JUGA: Pacar Hamil dengan Pria Lain, Mustakim Melakukan Tindakan di Luar Nalar
Cynthia pun meminta pihak Polres Manggarai Barat dan pemangku kepentingan lain untuk mengusut tuntas kejadian kapal tenggelam yang dialaminya.
Menurutnya, latar belakang kapal harus dicek dengan benar sehingga turis tidak dirugikan dan mengalami kejadian seperti ini.
Dia menjelaskan pihaknya memesan perjalanan wisata ke Labuan Bajo lewat CV Wisata Alam Mandiri yang menjanjikan mereka untuk naik ke kapal bernama Nadia dengan satu kamar master dan satu kamar private.
Namun, begitu tiba di Dermaga Labuan Bajo, mereka diantar ke kapal lain, yaitu Kapal Tiana.
Beberapa wisatawan asing juga mengalami pergantian kapal secara mendadak.
"Para awak kabin bilang 'Kapal Tiana ini lebih baru dari Nadia, jadi, kamu di sini aman'. Saya pikir ya sudah mau liburan, ya sudah gitu maksudku," katanya.
Pada trip hari kedua ini, setelah melakukan perjalanan dari Pulau Komodo hendak menuju Manta Point, kapalnya miring ke kiri dengan posisi pintu berada di sebelah kanan dan telah miring ke atas.
Cynthia menyebut kaca pecah dan semua barang bawaannya hilang.
"Ibu saya tidak bisa berenang, sedang tidur tiba-tiba masuk ke air. Jadi dibantu ayah saya. Tetapi, kakinya luka. Ayah sekarang harus dioperasi," katanya.
Dia memohon agar pihak kepolisian mengusut tuntas kejadian tersebut karena tidak ada palu dan life jacket di dalam kamar. Bahkan, tidak ada briefing dari tour guide terlebih dahulu untuk menjelaskan tentang keadaan darurat.
"Kalau tidak mau nama Labuan Bajo tercoreng, ayo, semua penggiat pariwisata jangan kasih turis yang seperti ini. Kasih terbaik," katanya.
Cynthia bersama ibu dan adiknya sedang berada di RS Siloam Labuan Bajo.
Ayahnya mengalami luka pada bagian tendon sehingga harus menjalani operasi di rumah sakit tersebut.
Sementara itu Miras Imanzhanov (48) asal Kazakhstan mengaku telah kehilangan seluruh harta benda miliknya setelah peristiwa nahas itu terjadi.
Seorang travel blogger ini hanya bisa tersenyum datar menerima kenyataan tersebut.
"Katanya travel agensi akan mengurus kepulangan kami ke Bali tanpa passport. Kami sedang menanti kabar," ungkapnya.
Koordinator Pos SAR Manggarai Barat, Eddy menjelaskan evakuasi korban kapal tenggelam dilakukan sebanyak dua kali.
Dari informasi yang diperoleh, kapal terbalik karena angin kencang saat melintas di jalur tersebut.
"Tidak ada korban jiwa. Tetapi, ada dua yang mengalami luka-luka," kata Eddy.
Tim SAR Gabungan terdiri dari Kantor Pos SAR Manggarai Barat, Polairud Polres Manggarai Barat, Lanal Labuan Bajo, dan KKP Labuan Bajo. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IFG Labuan Bajo Marathon 2022 Gairahkan Perekonomian Daerah Manggarai Barat
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti