JAKARTA - Keindahan alam Indonesia menjadi magnet kuat yang menarik wisatawan mancanegara (wisman). Selain menggerakkan sektor yang terkait pariwisata, kedatangan wisman juga menyumbang pundi-pundi devisa.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, sepanjang 2012, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 8,04 juta orang, naik 5,16 persen dari kunjungan pada 2011 yang sebanyak 7,65 juta orang.
"Dari jumlah itu, penerimaan devisa pariwisata mencapai USD 9,1 miliar, naik 5,81 persen dibanding penerimaan devisa pada 2011 yang sebesar USD 8,6 miliar," ujarnya akhir pekan lalu.
Sebagai gambaran, berdasar data Bank Indonesia (BI), posisi cadangan devisa hingga akhir Desember 2012 mencapai USD 112,78 miliar. Ini menunjukkan bahwa devisa dari wisman merupakan salah satu instrumen penting penyokong devisa Indonesia.
Data BPS yang dikompilasi dengan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan, rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia turun dari 7,84 hari menjadi 7,70 hari. Namun, dari sisi pengeluaran, rata-rata belanja wisman per kunjungan naik 1,39 persen dari USD 1.118,26 menjadi USD 1.133,81. Sedangkan rata-rata pengeluaran wisman per hari naik dari USD 142,69 pada 2011 menjadi USD 147,22 pada 2012.
Suryamin menyebut, Bali masih menjadi tujuan favorit wisman saat berkunjung ke Indonesia. Namun, salah satu tujuan yang menunjukkan peningkatan signifikan adalah Bandung. "Terutama, wisman dari Malaysia dan Singapura. Tujuannya berbelanja produk-produk fashion," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka mengatakan, tahun ini, pemerintah menargetkan jumlah wisman bisa meningkat hingga 9 juta wisatawan.
Menurut Mari, pemerintah menetapkan tahun ini sebagai tahun MICE atau Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran. Hal itu terkait dengan acara internasional pertemuan para kepala negara APEC di Nusa Dua, Bali, Oktober 2013. "Kami optimistis target bisa tercapai," ujarnya. (owi/dos)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, sepanjang 2012, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 8,04 juta orang, naik 5,16 persen dari kunjungan pada 2011 yang sebanyak 7,65 juta orang.
"Dari jumlah itu, penerimaan devisa pariwisata mencapai USD 9,1 miliar, naik 5,81 persen dibanding penerimaan devisa pada 2011 yang sebesar USD 8,6 miliar," ujarnya akhir pekan lalu.
Sebagai gambaran, berdasar data Bank Indonesia (BI), posisi cadangan devisa hingga akhir Desember 2012 mencapai USD 112,78 miliar. Ini menunjukkan bahwa devisa dari wisman merupakan salah satu instrumen penting penyokong devisa Indonesia.
Data BPS yang dikompilasi dengan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan, rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia turun dari 7,84 hari menjadi 7,70 hari. Namun, dari sisi pengeluaran, rata-rata belanja wisman per kunjungan naik 1,39 persen dari USD 1.118,26 menjadi USD 1.133,81. Sedangkan rata-rata pengeluaran wisman per hari naik dari USD 142,69 pada 2011 menjadi USD 147,22 pada 2012.
Suryamin menyebut, Bali masih menjadi tujuan favorit wisman saat berkunjung ke Indonesia. Namun, salah satu tujuan yang menunjukkan peningkatan signifikan adalah Bandung. "Terutama, wisman dari Malaysia dan Singapura. Tujuannya berbelanja produk-produk fashion," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka mengatakan, tahun ini, pemerintah menargetkan jumlah wisman bisa meningkat hingga 9 juta wisatawan.
Menurut Mari, pemerintah menetapkan tahun ini sebagai tahun MICE atau Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran. Hal itu terkait dengan acara internasional pertemuan para kepala negara APEC di Nusa Dua, Bali, Oktober 2013. "Kami optimistis target bisa tercapai," ujarnya. (owi/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Maskapai Ambil Alih Rute Batavia
Redaktur : Tim Redaksi