jpnn.com, SHANGHAI - Dua warga negara Jepang meninggal dunia di Shanghai, China, selama masa penguncian wilayah (lockdown) sejak akhir Maret lalu.
Namun tidak diketahui pasti, apakah kedua warga negara Jepang itu meninggal karena COVID-19 yang menciptakan beberapa klaster baru sejak Januari lalu.
BACA JUGA: Sambut Komisioner HAM PBB, China Janjikan 5 Hal Ini
Konsulat Jenderal Jepang di Shanghai, Kamis, menolak memberikan keterangan mengenai penyebab meninggalnya kedua orang tersebut karena alasan pribadi.
Dalam empat hari berturut-turut di Shanghai terdapat 500 kasus baru harian.
BACA JUGA: Bantah Tuduhan, China Tunjukkan Sosok Musuh Muslim Uighur Sebenarnya
Penambahan kasus harian tersebut rata-rata menurun 12,7 persen sehingga mendorong pimpinan Partai Komunis China (CPC) Shanghai menyetujui berakhirnya masa lockdown pada pekan depan.
Dalam enam hari berturut-turut di Shanghai juga tidak ditemukan lagi kasus kematian.
BACA JUGA: PBB Usut Penindasan Muslim Uighur, Xi Akui China Tidak Sempurna
"Pemulihan Shanghai secara penuh dapat jaminan persetujuan karena kerja keras kami," kata Ketua CPC Shanghai Li Qiang dikutip media setempat. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif