jpnn.com - XIAN – Wonderful Indonesia kembali mendapat pujian di level internasional. Kali ini pujian datang dari Xian, ibu kota Provinsi Shaanxi, Tiongkok yang terkenal dengan patung-patung pasukan Terakota.
Xian adalah salah satu dari empat ibu kota Tiongkok kuno yang telah menjadi pusat pemerintahan banyak dinasti. Yang paling berpengaruh seperti Zhou, Qin, Han, Sui, dan Tang.
BACA JUGA: Perusahan Asuransi Ikut Minati Dana Repatriasi
Dari kota itulah Wonderful Indonesia mengantongi penghargaan berupa The Most Popular Pavilion dan The Most Organized Pavilion pada dari ajang Silk Road Int'l Expo yang digelar 26-28 Agustus 2016. Hanya Jepang dan Korea Selatan yang bisa mengimbangi Indonesia di pameran internasional itu.
Sementara Malaysia yang biasanya menjadi rival bebuyutan Indonesia, tidak memperoleh satu penghargaan pun. “Kita sukses mengalahkan Malaysia,” ujar I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar.
BACA JUGA: Ini Cara Diler Tingkatkan Penjualan
Di Tiongkok, Malaysia memang dipaksa pulang dengan tangan hampa. Sementara Thailand dan Filipina yang biasanya jadi musuh bebuyutan Indonesia, tidak tampil pada even besar itu.
Bagi Pitana, keberhasilan itu kian mengukuhkan kepercayaan pasar pariwisata dunia terhadap brand Wonderful Indonesia. Kemenangan ini semakin terasa lengkap setelah sebelumnya Wonderful Indonesia juga menyambar penghargaan The Most Beautiful Diving Destination di Taiwan.
BACA JUGA: Penjualan Antam Anjlok 46 Persen
Setelah itu, ada juga dua award bergengsi kategori ‘Best Innovative Stand’ dan ’10 sqm & Over’ yang disambar dari Travel Tourism Exhibition di Sydney. Yang membuat Pitana makin bangga karena event di Xian, Tiongkok itu berskala besar.
Silk Road Int'l Expo adalah forum perdagangan dan kerja sama pasar timur dan barat Tiongkok. Pesertanya sangat banyak. Ada lebih dari 12.000 ofisial dan pengusaha dari 37 negara, delegasi dari 27 provinsi di Tiongkok yang ikut serta di ajang itu.
“Jadi sangat strategis bagi Indonesia. Apalagi pasar Tiongkok adalah pasar utama penyumbang jumlah wisman (wisatawan mancanegara, red) terbesar,” tambah Pitana.
Berdasarkan data Kemenpar, wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia tahun lalu mencapai 1.141.330 orang. Angkanya tergolong cukup besar.
Tapi bila disandingkan dengan jumlah outbond-nya, jumlahnya masih sangat kecil. Pada 2015 ada 120 juta outbound traveler Tiongkok.
“Jadi yang masuk ke Indonesia belum sampai satu persen dari outbound negara itu. Award ini bisa menjadikan tumpangan untuk mempopulerkan destinasi wisata Indonesia," tambah Pitana.
Berangkat dari fakta tadi, Pitana semakin yakin Wonderful Indonesia bisa menjaring 1.700.000 wisman asal Tiongkok sampai tutup tahun ini. Dan di dalam negeri, Indonesia juga tak tinggal diam.
Berbagai infrastruktur sedang dibangun, termasuk kawasan ekonomi khusus yang sebagian di antaranya mengkhususkan diri di bidang pariwisata. Di antaranya Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu dan Kota Lama di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru (BTS) di Jatim, Mandalika di Lombok, Labuan Bajo di NTT, Wakatobi di Sultra dan Morotai di Maluku Utara.
“Kompetisi dan awarding itu punya makna penting baik internal maupun eksternal. Ke dalam, akan meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM dalam hospitality. Sementara ke luar, akan mendongkrak kredibilitas Indonesia di dunia internasional. Setelah award ini, saya yakin, kita bisa menjaring 1.700.000 wisman asal Tiongkok sampai akhir 2016 nanti,” pungkas Pitana.
Sedangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, makna penting penghargaan bagi pariwisata Indonesia adalah 3C atau calibration, confidence, credibility. Calibration berarti mendekati konsep yang ideal dan memenuhi segala persyaratan yang ada dalam kriteria panilaian.
Sedangkan confidence, katanya, secara internal menaikkan rasa percaya diri. “Credibility, ke luar atau eksternal menaikkan rasa percaya diri bahwa Wonderful Indonesia memang oke! Ujungnya brand value Wonderful Indonesia naik, yang bisa berdampak pada harga parwisata ke Indonesia semakin naik,” ulas Arief.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tax Amnesty Disudutkan, Ini Usul Misbakhun ke Menteri Keuangan
Redaktur : Tim Redaksi