jpnn.com, JAKARTA - Jumlah orang kaya di Tiongkok telah melampaui Amerika Serikat. Statistik itu diketahui dari hasil survei terbaru lembaga pemberi kredit asal Swiss, Credit Suisse.
"Walaupun ada perang dagang antara AS dan China dalam 12 bulan terakhir, masing-masing negara masih mampu menghimpun kekayaan senilai USD 3,8 triliun dan USD 1,9 triliun," kata kepala riset bidang ekonomi dunia Credit Suisse, Nannette Hechler-Fayd'herbe, Senin (21/10).
BACA JUGA: Pabrik Kimia Tiongkok Terbakar, Empat Pekerja Tewas
Menurut survei itu, ada 100 juta warga negara Tiongkok dalam daftar 10 persen orang terkaya di dunia. Sedangkan warga negara AS dalam daftar tersebut berjumlah 99 juta orang.
Penelitian yang sama juga menyebutkan bahwa jumlah orang dengan kekayaan di atas USD 1 juta dolar di dunia bertambah menjadi kurang lebih 46,8 juta jiwa. Para jutawan itu diperkirakan memiliki kekayaan total USD 158,3 triliun atau setara dengan 44 persen dari nilai aset dunia.
BACA JUGA: Ini Harapan Tiongkok untuk Jokowi di Periode Kedua
Jumlah jutawan di Amerika Serikat tercatat bertambah 675 ribu orang. Sementara jumlah jutawan Australia justru berkurang 124.000 orang. Inggris pun kehilangan 27.000 jutawan, dan Turki 24.000 jutawan.
Credit Suisse juga memprediksi kekayaan dunia akan melonjak 27 persen dalam lima tahun ke depan. Jumlah jutawan di dunia juga akan meningkat hingga nyaris menembus angka 63 juta orang pada 2024.
BACA JUGA: Wow, Sektor Pariwisata Tiongkok Raup Rp 1,2 T dalam Sepekan
Sementara itu, kekayaan dari 90 persen warga dunia ternyata hanya setara dengan 18 persen dari jumlah aset global. Akan tetapi, angka itu meningkat dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2000 yang mencapai 11 persen.
"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan kesenjangan di tingkat dunia sekarang menurun, bukti yang tersedia sekarang menunjukkan bahwa 2016 menjadi momen puncak dalam waktu dekat ini," tambah Fayd'herbe. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil