Wow! Obama Injakkan Kaki di Negara yang Anti-Amerika

Selasa, 22 Maret 2016 – 06:30 WIB
Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro. Foto: www.tagesschau.de

jpnn.com - HAVANA – Presiden AS Barack Obama akhirnya menorehkan sejarah baru dengan menginjakkan kaki di Havana, Kuba, salah satu negara yang antiAmerika. Obama datang bersama istrinya Michelle serta dua putrinya Malia dan Sasha. Dia juga ditemani oleh 39 anggota Kongres.

Dalam kunjungannya, Presiden ke 44 Amerika Serikat (AS) ini rencanya bertemu Presiden Kuba Raul Castro dalam acara makan malam kepresidenan sebelum membicarakan masalah reformasi politik dan perdagangan. Ini akan menjadi pertemuan resmi ketiga antara Obama dan Raul Castro. Dalam jadwal kunjungannya, Obama tidak akan bertemu dengan pemimpin revolusi Kuba Fidel Castro.

BACA JUGA: Edan! Ibu Ini Tega Bakar Anak Balitanya di Dalam Oven

Aura kegembiraan terasa di Kuba bahkan beberapa hari sebelum Obama datang. Di balik itu Obama  tampaknya juga berusaha menciptakan kesan positif dengan membuat warga Kuba tertawa bahkan sebelum dia menginjakkan kaki di negara tersebut. Jumat (17/3) lalu komedian ternama di Kuba Luis Silva membuat sketsa komedi bersama Obama. Dalam sketsa tersebut, komedian yang memiliki nama panggung Panfilo ini berulang kali berusaha menghubungi Gedung Putih tapi selalu gagal.

Panfilo akhirnya menelepon stasiun prakiraan cuaca untuk mengetahui kondisi cuaca untuk hari ini saat pertandingan bisbol antara tim nasional Kuba dan Tampa Bay Rays digelar. Obama sendiri dijadwalkan untuk ambil bagian dalam pertandingan ini. Tidak disangka, telepon tersebut malah tersambung ke Ruang Oval dan dijawab sendiri oleh Obama.

BACA JUGA: Kuwait Ajak Indonesia Bekerja Sama Hadapi Sanksi FIFA

’’Ya Tuhan, saya berbicara dengan Obama,’’ ujar Panfilo. Obama menjawab bahwa dia benar-benar Obama yang asli. Silva pun menimpali bahwa dia juga Panfilo yang asli.

Acara ini sejatinya bakal ditayangkan kemarin (21/3) malam. Namun Gedung Putih telah merilis video tersebut pada Sabtu (19/3) malam. Penduduk Kuba sendiri telah melihat siaran ini di stasiun televisi Venezuela yang diputar di Havana. Kunjungan pertama Obama di Kuba sendiri dimulai dengan mengunjungi kedutaaan besar AS di Havana yang baru dibuka kembali Agustus tahun lalu.

BACA JUGA: Mengharukan, Wanita Tuli Akhirnya Bisa Mendengar dan Dilamar

’’Sangat menyenangkan bisa berada di sini. Untuk kali pertama, pesawat Air Force One mendarat di Kuba dan ini adalah pemberhentian pertama kami (sebelum mengunjungi negara-negara Amerika Latin Red),’’ ujar Obama.

Dia lantas berkeliling ke kota tua Havana dengan keluarganya. Rombongan diguyur dengan hujan gerimis sebelum mengunjungi katredal nasional Kuba. Tidak seperti biasanya, pusat kota yang biasanya ramai tampak lengang. Salah seorang penduduk yang meneriakkan agar embargo dicabut dibalas dengan lambaian tangan oleh Obama.

Masalah embargo ini memang menjadi poin penting dalam kunjungan Obama ini. Sebab hingga detik ini AS belum mencabut selurunya embargo terhadap Kuba yang telah berlangsung selama 54 tahun tersebut. Kunjungan Obama ke Kuba sendiri menuai pro dan kontra di AS.

Penduduk AS yang tidak setuju dengan kunjungan ini menilai bahwa pelanggaran HAM masih berlangsung di Kuba. Salah satu yang mengritik Obama adalah kandidat calon presiden dari Partai Republik Donald Trump. Taipan AS ini menuding Kuba tidak menghormati AS karena Raul Castro tidak menyambut kedatangan Obama di bandara. Beberapa lainnya menuding Obama hanya sekedar jalan-jalan ke Kuba.

Obama sendiri sebelum kedatangannya menegaskan bahwa dia akan menemui orang-orang yang berseberangan secara politik dengan pemerintah Kuba. Sekitar 200 pengunjuk rasa yang menentang pemerintah ditahan sehari sebelum kedatangan Obama. Orang nomor satu di AS ini sendiri dijadwalkan bertemu dengan mereka hari ini.

Tekanan terhadap orang-orang yang kontra dengan Castro kian kuat. Pemimpin oposisi Antonio Rodiles termasuk salah satunya. Sepanjang tahun lalu ia bahkan sudah keluar masuk penjara lebih dari 50 kali. Jelang kedatangan Obama, oposisi banyak yang dijaga ketat dan ditangkapi.

’’Kami ingin mengirimkan pesan pada Obama. Kami ingin menunjukkan realita yang kami hadapi,’’ ujar Rodiles. Para demonstran yang dipimpin oleh Rodiles ini membawa berbagai spanduk. Salah satunya bertuliskan Obama Kami Punya Mimpi : Kuba Tanpa Catro Bersaudara.  (Reuters/AFP/BBC/The Guardian/sha/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari 124 Negara, TNI-Polri Peringkat 10 Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler