jpnn.com - SAMARINDA - Para penjual emas di Samarinda, KALTIM, kini tengah ramai melayani buy-back dari masyarakat. Sebaliknya, peminat perhiasan dari logam mulia itu justru cenderung sepi.
Seperti diungkapkan Irwan Sandra, pemilik Toko Emas Nusantara Sejati Baru. Dia mengatakan, dimulai sejak Ramadan lalu, tren masyarakat menjual emas terus terjadi hingga kini.
BACA JUGA: Heboh Video Panas Pelajar di Kota Bima
“Kebanyakan, memang banyak yang ingin jual. Peminat mungkin tak kalah ramai, tapi sedikit yang akhirnya jadi beli,” ucap Irwan saat dikunjungi Kaltim Post (Jawa Pos Group) di tokonya, kemarin (4/8).
Dijelaskannya, kondisi itu tak lepas dari masih relatif tingginya harga emas di pasaran. Dalam tiga bulan belakangan, logam mulia itu bergerak di kisaran Rp 525 ribu sampai Rp 570 ribu per gram.
BACA JUGA: Lima Kapolres di Jabar Kena Rotasi
“Dalam waktu itu juga, penjualan kami turun sekitar 50 persen dari biasanya. Bahkan untuk jenis emas putih, penjualan melorot sampai 70 persen,” jelas dia.
Tak jauh berbeda, penjual emas lainnya Hendra Saputra menyebut, tren jual emas dari masyarakat masih terjadi hingga kini. Bahkan, tak jarang mereka harus menolak, karena sudah terlalu banyak melakukan buy-back.
BACA JUGA: Jaro Ade Pasang Badan Demi Mobil Desa di Bogor
“Karena yang beli sepi. Setiap hari, ada saja yang harus kami sering tolak, karena perputaran uang tak seimbang,” ujarnya.
Hendra menggambarkan, pembelian emas yang mereka lakukan dari masyarakat naik sekitar 30 persen dalam dua bulan terakhir. Sedangkan, di sisi lain, penjualan mereka melorot hingga 60 persen.
“Harga emas memang masih tinggi, sekitar Rp 525 ribu per gram. Beberapa waktu lalu sempat turun sampai di bawah Rp 500 ribu, itu masih ramai pembeli. Sekarang, hampir semua yang datang itu maunya jual emas,” pungkasnya. (*/ctr/man/k15/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Punya Biaya Bersalin, Nekat Jualan Sabu-sabu
Redaktur : Tim Redaksi