jpnn.com, WASHINGTON - Wikileaks kembali membuat heboh dunia. Selasa (7/3) mereka merilis dokumen milik Central Intelligence Agency (CIA).
Dalam dokumen berjudul Vault-7 tersebut dipaparkan bahwa badan mata-mata Amerika Serikat (AS) itu telah memanfaatkan smart TV, smartphone, dan jaringan komputer untuk memata-matai pemiliknya.
BACA JUGA: Dokumen Rahasia Sebut Prabowo Punya Pacar di Thailand
Mereka juga memiliki alat untuk mengontrol kendaraan dari jarak jauh.
Terdapat hampir 9 ribu dokumen pada 2013-2016 yang diunggah Wikileaks. Mereka menyebut itu sebagai publikasi material intelijen paling besar sepanjang sejarah.
Dokumen-dokumen tersebut didapat dari data CIA yang bocor ke Wikileaks.
Dokumen itu, tampaknya, berasal dari Pusat Cyber Intelijen CIA di Langley, Virginia, dan kantor Konsulat AS di Frankfurt, Jerman.
Menurut Wikileaks, hampir seluruh senjata cyber CIA telah dicuri. Senjata-senjata untuk meretas itu kini berada di tangan kriminal atau mata-mata asing.
Ada pula yang berada di tangan mantan hacker dan kontraktor yang dipekerjakan pemerintah AS.
Salah satu di antara merekalah yang membocorkan dokumen-dokumen itu ke Wikileaks dan berakhir dengan diunggah Selasa lalu.
''Ini adalah koleksi yang luar biasa, yang jumlahnya lebih dari beberapa ratus juta baris kode, memberikan pemiliknya seluruh kemampuan peretasan yang dimiliki CIA,'' tulis Wikileaks.
Legislator Demokrat Ted Lieu langsung meminta agar segera dilakukan penyelidikan.
''Kami harus tahu, jika benar CIA telah kehilangan kontrol atas alat-alat peretasnya, siapa yang mungkin memiliki (sekarang) dan bagaimana kita akan melindungi privasi dari penduduk Amerika,'' ujar legislator asa California itu.
Beberapa dokumen yang diunggah oleh Wikileaks itu menunjukkan bahwa CIA telah membuat lebih dari seribu sistem malware, baik berupa virus maupun beberapa software lain yang bisa masuk dan mengambil alih perangkat elektronik personal.
Yang disasar adalah iPhone, Android, software Microsoft, dan smart TV yang diproduksi Samsung.
CIA juga tengah mempelajari untuk meretas sistem pengontrol elektronik dari mobil dan truk.
Wikileaks juga mengklaim bahwa CIA telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga intelijen lain di AS maupun luar negeri untuk mengembangkan sistem untuk meretas WhatsApp, Telegram, Weibo, dan Signal.
CIA mampu meretas pesan-pesan sesaat sebelum dienkripsi. Enkripsi adalah metode yang membuat data menjadi kode-kode sehingga sulit diretas.
CIA harus menguasai perangkat teleponnya lebih dulu dengan malware yang mereka miliki baru meretas aplikasi-aplikasi itu. (AFP/Reuters/CNN/sha/c4/any/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia