WWF Indonesia dan Epson Berkolaborasi, Tanam Pohon Seluas 300 Hektare di Wilayah Kalteng

Rabu, 30 Oktober 2024 – 21:43 WIB
Yayasan WWF Indonesia dan PT Indonesia Epson Industrys berkolaborasi meluncurkan inisiatif 'Pohon untuk Kehidupan' dengan menanam pohon seluas 300 hektare di di Desa Tumbang Mangara dan Tumbang Kawei, Kabupaten Katingan, Kalteng. Foto: Dokumentasi Epson

jpnn.com - Yayasan WWF Indonesia berkolaborasi dengan PT Indonesia Epson Industrys meluncurkan inisiatif 'Pohon untuk Kehidupan' dengan menanam pohon seluas 300 hektare di Desa Tumbang Mangara dan Tumbang Kawei, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Inisiatif ini adalah upaya mendukung program pemerintah dalam restorasi hutan dan lahan dengan menanami kembali, serta memperkaya spesies area hutan dengan jenis bibit lokal.

BACA JUGA: Epson Indonesia Meluncurkan 2 Proyektor Baru dengan Nilai TKDN 53%

Melalui pendekatan restorasi hutan berbasis masyarakat, penanaman ini didukung pelaksanaannya oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan Produksi (KPHP) Katingan Hulu yang membantu pemantauan berkala keberhasilan inisiatif ini bersama dengan pengelola Hutan Kemasyarakatan Mangara Kawei.

Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi menciptakan keseimbangan antara restorasi hutan yang menjadi habitat orangutan yang terancam punah dan mengoptimalkan kebutuhan lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dari hasil kegiatan restorasi hutan dan bentang alam ini.

BACA JUGA: Kolaborasi dengan Epson, Hadirkan Pengalaman Visual Baru di Pembukaan Kembali Museum Nasional

Lanskap SEKA-Sebangau Katingan merupakan kawasan ekologis yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di Kalteng, dan keanekaragaman hayatinya.

Dengan luasan hutan 2,35 juta hektare atau 15 persen (atau 15,3 juta hektare) tutupan hutan di seluruh Kalteng ini, masyarakat sekitar sangat bergantung pada keutuhan tutupan hutannya.

BACA JUGA: Inilah Daftar Pemenang di Ajang ke-15 Epson International Pano Awards

Melalui tersedianya air bersih, udara bersih dan ketersediaan bahan pangan.

Melalui Restorasi Lanskap Hutan (FLR) dan penanaman pohon, pendekatan ini bertujuan memulihkan area yang terdegradasi, mengembalikan keanekaragaman hayati, mendukung kesejahteraan masyarakat lokal, serta mengurangi dampak perubahan iklim.

Direktur Konservasi WWF-Indonesia Dewi Lestari Yani Rizki mengatakan WWF-Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi memulihkan Lansekap Seka di Kalimantan Tengah.

"Lansekap Seka menjadi habitat penting bagi satwa liar endemik, menjaga kehidupan masyarakat adat, tempatan juga menghambat laju perubahan iklim dengan menyerap karbon,"kata Dewi.

Lebih lanjut Dewi menjelaskan WWF-Indonesia merupakan lembaga yang bergerak berdasarkan sains dan mengedepankan solusi.

"Penanaman pohon merupakan solusi atas upaya pemulihan Lansekap Seka dan juga partisipasi aktif para pihak, seperti PT Indonesia Epson Industry ini menjadi sangat penting dan dapat dicontoh bagi perusahaan lain yang ingin berpartisipasi dalam upaya pemulihan ekosistem," imbuhnya.

Sebangau-Katingan dengan luas mencapai 2,35 juta hektare merupakan salah satu benteng terakhir bagi orangutan Kalimantan.

Untuk memastikan kelangsungan hidup sekitar 1,1 juta hektare hutan yang masih utuh dan menjadi rumah bagi ribuan orangutan, upaya restorasi menjadi sangat mendesak.

"Dengan menghubungkan kembali hutan yang terfragmentasi, kita dapat menciptakan koridor seluas ribuan hektare yang aman bagi satwa liar untuk berpindah dan mencari makan," terangnya.

Inisiatif restorasi ini tidak hanya berfokus pada angka, tetapi juga pada manusia di baliknya.

Dengan melibatkan sekitar 300 keluarga di desa Mangara dan Kawei, proyek ini mendorong pendekatan berbasis masyarakat.

Melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas, masyarakat akan dibekali keterampilan untuk mengelola pembibitan, menanam 200 ribu pohon di area seluas 300 hektare, dan memelihara kawasan yang telah direstorasi.

Dengan menciptakan peluang ekonomi alternatif, seperti agroforestri dapat mengurangi tekanan pada hutan dan meningkatkan kesejahteraan sekitar ratusan keluarga.

“Kami di Epson percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya sekadar tanggung jawab, melainkan bagian dari identitas kami," kata President Director PT Indonesia Epson Industry Emile Pattiwael.

Melalui kolaborasi dengan WWF-Indonesia, lanjut Emile Pattiwael, Epson ingin menunjukkan kemitraan antara sektor bisnis dan organisasi lingkungan dapat memberikan dampak positif yang nyata.

Dia menegaskan Epson berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak guna mencapai tujuan keberlanjutan bersama.

"Epson percaya bahwa teknologi dan inovasi harus digunakan untuk menciptakan perubahan positif, tidak hanya untuk lingkungan tetapi juga untuk masyarakat,” imbuhnya.

Komitmen Epson terhadap pelestarian lingkungan tercermin dalam teknologi yang dihadirkan.

Salah satunya adalah teknologi bebas panas (Heat-Free Technology) pada printer Epson yang mampu mengurangi konsumsi energi secara signifikan dan menghasilkan lebih sedikit emisi karbon.

Selain itu, Epson berupaya meningkatkan kontribusi lokal melalui produk-produk berstandar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

"Sejalan dengan visi keberlanjutan, Epson juga telah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di seluruh operasional dan mendorong daur ulang produk, memastikan jejak lingkungan kami tetap minimal," ungkapnya.

Inisiasi restorasi hutan dan bentang alam ini diharapkan mampu memulihkan ratusan hektar hutan di koridor lanskap Sebangau-Katingan, dapat menyerap dan menyimpan karbon dioksida untuk mengurangi perubahan iklim, meningkatkan kualitas air tanah, dan mengurangi risiko bencana alam seperti banjir dan longsor.

Selain itu, restorasi hutan juga akan berkontribusi pada peningkatan keanekaragaman hayati, termasuk populasi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler