jpnn.com, JAKARTA - Pihak RSPI Sulianti Saroso mengimbau masyarakat tidak berbondong-bondong ke rumah sakit untuk memeriksakan diri terhadap kemungkinan terjangkiti virus corona jenis baru, COVID-19. Alasannya, karena keterbatasan ruangan serta sumber daya.
Dokter Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr. Dyani Kusumo Wardani, Sp.A di Jakarta, Selasa, mengatakan kondisi pos pemantauan virus corona di rumah sakit tersebut cukup ramai sehingga pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk sabar mendapatkan giliran pemeriksaan (screening).
BACA JUGA: Covid-19 Makin Ganas di Asia Tenggara, WHO Instruksikan Langkah Agresif
“Kondisinya ramai sekali di sana (pos pemantauan). Kami harap para pengunjung bisa lebih sabar karena petugas kalau melakukan screening tidak bisa cepat dan harus teliti,” ujar Dyani.
Penanganan kepada pasien di pos pemantauan pun, kata Dyani, akan dilakukan berdasarkan prioritas. Apalagi dengan jumlah 1.134 orang yang datang ke pos membuat pihak rumah sakit cukup kewalahan, terlebih dengan sumber daya yang tak banyak.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Saya Akan Laporkan ke Polisi
“Mana yang harus dilakukan penanganan khusus (didahulukan). Kalau ada rombongan besar, gilirannya akan lama,” katanya.
Para pasien terlebih dulu harus melewati proses screening untuk mengetahui statusnya terkait COVID-19, apakah positif atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
BACA JUGA: Farah Puteri Nahlia tentang Sosok Adian Napitupulu, Oh Ternyata
Apabila memunculkan gejala corona, pihak rumah sakit baru akan menentukan langkah yang perlu dilakukan selanjutnya. “Screening tidak bayar, ya,” kata Dyani.
Akibat eskalasi virus corona di Indonesia, RSPI Sulianti Saroso kini sudah tidak menerima rawat inap pasien di luar penyakit COVID-19.
RSPI Sulianti Saroso merupakan salah satu rumah sakit rujukan utama pemerintah untuk mengisolasi pasien terkait virus corona. Terdapat 11 ruangan isolasi disiapkan. (antara/jpnn)
Lockdown di Tangan Pemerintah
Redaktur & Reporter : Soetomo