Yaah...Awan Rusak Momen GMT di Pontianak

Rabu, 09 Maret 2016 – 09:16 WIB
Ilustrasi. Foto: dok jpnn

jpnn.com - PONTIANAK -- Puncak gerhana matahari di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (9/3)  tidak bisa dinikmati penuh masyarakat. Pasalnya, awan tebal menutupi fenomena alam tersebut dari pandangan. 

Data simulai balai Pengamatan Antarariksa dan Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pontianak, sebelumnya mencatat kontak pertama gerhana di Kota Pontianak seharusnya pukul 6.23. Selanjutnya,  bulan akan mulai menutupi matahari dan terus bergerak selama 1 jam 2 menit hingga masuk fase maksimum tepatnya pukul 7.26.

BACA JUGA: Gerhana, Turis Manca Sorak Sorai, Turis Lokal Bingung

Gerhana matahari yang seharusnya terlihat dengan intensitas 93 persen itu tak bisa dinikmati karena tertutup awan. Namun, jelang-jelang kontak terakhir yang awalnya diprediksi pukul 8.40, matahari mulai muncul. Gerhana pun mulai sedikit terlihat.

Sekitar pukul 7.45, dengan menggunakan alat khusus, gerhana bisa dilihat. Itupun ketika bulan hendak bergeser keluar atau pasa saat-saat menjelang kontak terakhir. Masyarakat yang memenuhi kantor LPAA Lapan Pontianak di Pontianak Timur, hanya bisa melihat fenomena langka itu sejenak. 

BACA JUGA: Maaf Ya, Kaca Mata Sudah Habis

Momen itu pun tak disia-siakan. Masyarakat yang datang dari berbagai penjuru kota, termasuk dari negara tetangga Malaysia, mencoba mengamati fenomena itu. Bidikan kacamata khusus maupun lensa kamera ditujukan ke matahari.

"Lumayanlah bang, daripada tidak sama sekali. Kita tidak bisa menyalahkan alam, apalagi pemilik alam semesta ini," kata Angga, warga Pontianak Selatan di lokasi.

BACA JUGA: Lihat Nih, Sukses Memotret Gerhana dengan DSLR, Begini Caranya...

Kepala BPAA LAPAN Pontianak Muzirwan mengatakan, gerhana tidak muncul karena cuaca mendung. Dia menjelaskan, ketika fase kontak pertama pukul 6.23, gerhana tidak bisa dilihat. "Iya karena mendung, akibatnya mataharinya tertutup awan," kata Muzirwan di lokasi.

Namun, ia membenarkan sekitar pukul 7.45 gerhana sempat terlihat sebentar. "Kita sebenarnya berharap fase maksimum," ujarnya.

Muzirwan mengatakan, memang kemarin sudah diperkirakan cuaca akan mendung. "Kalau karena faktor cuaca, kita tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.

Biasanya, ia melanjutkan, pembentukan awan itu mulai pukul 11.00 ke atas. Namun, untuk hari ini keadaan berkata lain. Mendung sudah menyelimuti sejak pagi. "Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa," ungkapnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Tour De Java di Empat Provinsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler