jpnn.com - JAKARTA – Pelaku usaha dan investor optimistis aksi demo yang digelar di Jakarta pada 4 November 2016 berlangsung damai.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 12,273 poin (0,227 persen) ke 5.422,542.
BACA JUGA: Saham Bukit Asam Perkasa, Summarecon tak Berdaya
Investor lokal ambil peran dengan mencatatkan aksi beli Rp 4,725 triliun dan jual Rp 4,576 triliun.
Sebaliknya, investor asing melakukan aksi beli Rp 1,850 triliun dan jual Rp 1,998 triliun sehingga terjadi penjualan bersih (foreign net sell) Rp 148,7 miliar.
BACA JUGA: 179 Saham Bearish, IHSG Tersungkur
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyatakan, faktor situasi sosial dan keamanan di Jakarta serta pilpres di AS juga menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi saham.
’’Asing sekarang lepas posisi,” ungkapnya kepada Jawa Pos.
BACA JUGA: KAI Resmikan Operasional KA Perintis Railbus
Terkait rencana aksi demonstrasi di Jakarta, Satrio berharap tidak ada kerusuhan. ’’Mudah-mudahan dampaknya tidak besar (ke pasar saham),” ucapnya.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sani Iskandar mengungkapkan, pihaknya optimistis aksi demo yang dilakukan pada 4 November tidak mengganggu iklim dunia usaha.
’’Sudah ada komitmen dari pemerintah bahwa pengamanan dilakukan optimal. Apindo juga sudah mengimbau pelaku usaha untuk tetap masuk kerja dan menjalankan aktivitas bisnis seperti biasa,’’ ujarnya kepada Jawa Pos.
Sani menjelaskan, Apindo sejauh ini cukup percaya pada kapasitas penegak hukum di Indonesia yang cukup tegas menjalankan kewajibannya.
Demo seperti itu bukanlah yang pertama ada di tanah air. Dari rekam jejak selama ini, aksi demo terbukti tidak banyak berdampak pada iklim usaha.
’’Pasca-Tragedi 1998 silam, sepertinya aparat sudah bisa menguasai berbagai situasi keamanan,” jelasnya.
Ekonom Indef Eko Listiyanto mengatakan hal senada. Dia yakin kondisi di dalam negeri tetap stabil meski ada gelombang demo.
”Kalau dampak pada ekonomi dan sektor riil, sepertinya tidak banyak,” katanya kepada Jawa Pos.
Optimisme kondisi yang tetap terjaga di dalam negeri didasarkan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Sektor riil di Indonesia terbilang siap dalam menghadapi guncangan ekonomi.
Bukan hanya itu, kondisi makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan sejauh ini terbilang stabil ketika menghadapi persoalan dalam negeri.
’’Dampak ke nilai tukar juga tidak banyak. Ekonomi kita kebal terhadap persoalan politik,’’ imbuhnya.
Dia menilai, dampak yang mungkin muncul hanya berupa gangguan yang jamak terjadi jika demo berlangsung.
Misalnya, macet dan keamanan yang lebih diperkuat dibanding hari-hari biasanya.
’’Kalaupun pengusaha atau investor ada yang wait and see, itu juga sesaat,” katanya. (gen/dee/c17/oki/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tuntas, Renovasi 1.025 Rumah Tidak Layak Huni
Redaktur : Tim Redaksi