JAKARTA - Tidak memerlukan analisis rumit, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo meyakini bahwa penyebab utama pesawat Malaysia Airlines (MAS) nyaris mendarat di Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA), Sabtu (18/5), karena pilot belum mengenal wilayah Medan.
Sang pilot, kata Dudi, belum bisa membedakan mana bandara Polonia dan mana bandara baru Kualanamu.
"Saya yakin pilotnya belum pernah terbang ke Medan. Itu baru pertama kali ke Medan, sebelumnya juga pasti belum pernah ke Polonia. Kalau sebelumnya sudah pernah ke Polonia, pasti pilot tahu. Bandara belum jadi kok didarati," ujar Dudi Sudibyo sembari tertawa, saat dimintai komentar JPNN kemarin (21/5).
Dudi, mantan wartawan itu, merupakan sosok yang serius, jarang tertawa. Baru kali ini tertawa mengomentari kasus serius ini.
Dia memberi contoh kasus salah mendarat, yang juga disebabkan pilot tidak menguasai wilayah tujuan. Yakni kasus pesawat Sriwijaya Air salah mendarat di Bandara Tabing Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 13 Oktober 2012. Mestinya, pesawat dari Medan itu mendarat di Bandara International Minangkabau (BIM). Pilot Sriwijaya yang salah mendarat itu warga asing.
Terkait dekatnya jarak Bandara Kuala Namu dengan Bandara Polonia yang hanya sekitar lima nautical mile, berada di satu jalur dengan koordinatnya pun hampir sama, Dudi menilai, hal itu bukan penyebab utama. Lagi-lagi, Dudi yakin penyebab utamanya karena pilot tidak mempelajari wilayah tujuan penerbangan.
Mestinya, lanjut dia, jika pilot baru pertama kali terbang ke wilayah tertentu, maka dia harus diberi penjelasan dulu oleh pihak maskapai.
"Instrukturnya harus kasih tahu dulu, ini di Medan ada bandara Polonia, ada Kualanamu yang belum dioperasikan. Harus ditunjukkan petanya, yang ini loh Polonia. Jangan salah mendarat karena baru pertama kali ke Medan," beber Dudi.
Dia berharap, kasus ini menjadi pelajaran bagi semua maskapai, terutama yang menggunakan pilot asing, yang belum tahu ada dua bandara besar di Medan. Jika menyepelekan, kasus serupa bisa terulang lagi.
"Karena ketika nanti Kualanamu sudah beroperasi, bandara Polonia tetap ada, dipakai TNI AU. Jangan sampai penerbangan sipil salah mendarat di Polonia nantinya," pungkas Dudi. (sam/jpnn)
Sang pilot, kata Dudi, belum bisa membedakan mana bandara Polonia dan mana bandara baru Kualanamu.
"Saya yakin pilotnya belum pernah terbang ke Medan. Itu baru pertama kali ke Medan, sebelumnya juga pasti belum pernah ke Polonia. Kalau sebelumnya sudah pernah ke Polonia, pasti pilot tahu. Bandara belum jadi kok didarati," ujar Dudi Sudibyo sembari tertawa, saat dimintai komentar JPNN kemarin (21/5).
Dudi, mantan wartawan itu, merupakan sosok yang serius, jarang tertawa. Baru kali ini tertawa mengomentari kasus serius ini.
Dia memberi contoh kasus salah mendarat, yang juga disebabkan pilot tidak menguasai wilayah tujuan. Yakni kasus pesawat Sriwijaya Air salah mendarat di Bandara Tabing Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 13 Oktober 2012. Mestinya, pesawat dari Medan itu mendarat di Bandara International Minangkabau (BIM). Pilot Sriwijaya yang salah mendarat itu warga asing.
Terkait dekatnya jarak Bandara Kuala Namu dengan Bandara Polonia yang hanya sekitar lima nautical mile, berada di satu jalur dengan koordinatnya pun hampir sama, Dudi menilai, hal itu bukan penyebab utama. Lagi-lagi, Dudi yakin penyebab utamanya karena pilot tidak mempelajari wilayah tujuan penerbangan.
Mestinya, lanjut dia, jika pilot baru pertama kali terbang ke wilayah tertentu, maka dia harus diberi penjelasan dulu oleh pihak maskapai.
"Instrukturnya harus kasih tahu dulu, ini di Medan ada bandara Polonia, ada Kualanamu yang belum dioperasikan. Harus ditunjukkan petanya, yang ini loh Polonia. Jangan salah mendarat karena baru pertama kali ke Medan," beber Dudi.
Dia berharap, kasus ini menjadi pelajaran bagi semua maskapai, terutama yang menggunakan pilot asing, yang belum tahu ada dua bandara besar di Medan. Jika menyepelekan, kasus serupa bisa terulang lagi.
"Karena ketika nanti Kualanamu sudah beroperasi, bandara Polonia tetap ada, dipakai TNI AU. Jangan sampai penerbangan sipil salah mendarat di Polonia nantinya," pungkas Dudi. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhan Klarifikasi soal Pesawat Amerika di Aceh
Redaktur : Tim Redaksi