jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo Yusuf Lakaseng menilai sejumlah program yang disampaikan bakal cawapres Pilpres 2024 Gibran Rakabuming Raka sudah ada di era pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
Menurut Yusuf, janji kampanye Gibran menandakan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu tidak mengenal berbagai program pemerintahan saat ini secara baik.
BACA JUGA: Yenny Wahid Dukung Ganjar - Mahfud, Irwan Singgung Testimoni Gus Dur soal Prabowo
Beberapa program yang sebelumnya ditawarkan Gibran Rakabuming Raka, antara lain, Dana Abadi Pesantren, Kartu Indonesia Sehat untuk Orang Lanjut Usia (KIS Lansia), dan Kartu Anak Sehat.
"Dari situ kami meragukan kapasitasnya, sepertinya belum kompeten, memang seharusnya belum saatnya jadi cawapres," kata Yusuf di Jakarta, Sabtu (28/10).
BACA JUGA: PDIP Singgung soal Etika Gibran bin Jokowi, Ada Kalimat Pembangkangan, Menusuk, Nih
Dia menilai kondisi itu berbeda ketika melihat program-program dari Ganjar Pranowo - Mahfud MD yang mengusung hal-hal baru, solutif, dan dibutuhkan masyarakat di tingkat akar rumput.
"Program unggulan Ganjar - Mahfud adalah satu desa, satu dokter, satu puskesmas. Di setiap satu keluarga miskin menciptakan satu sarjana, menaikan gaji guru," tutur Yusuf.
BACA JUGA: Momen Ganjar Order Baju dan Jaket Karya Seniman Muda Chiki Fawzi
Ganjar-Mahfud juga punya program percepatan ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital. Ada pula program stabilitas harga bahan pokok, pemberantasan korupsi yang tidak pandang bulu, dan penguatan jaring pengaman sosial.
"Satu kartu yaitu KTP untuk untuk semua program sosial," ujar Yusuf.
Adapn Ketua Divisi Kampanye Nasional Bappilu DPP Partai Hanura Jimmy Charles Kawengian menilai yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah program baru yang benar-benar menyentuh rakyat, bukan yang sudah dijalankan pemerintah saat ini.
"Kan, terlihat pasangan Prabowo-Gibran yang terlalu menjiplak bahkan meneruskan program-program dari ayahnya dengan menambahkan sedikit, ya sama saja dengan menambahkan sedikit bumbulah. Nah, kalau seperti itu sama saja dia tidak punya program baru," tuturnya.
Jimmy menilai semua lapisan masyarakat sudah tercover dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS), lalu yang jadi pernyataan mengapa Prabowo-Gibran membuat KIS Lansia.
"Rakyat membutuhkan program-program baru yang benar-benar menyentuh di semua kalangan, bukan program sudah lama lalu dijiplak dan dikasih bumbu akhirnya, tetapi semuanya sama saja," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan KIS Lansia sebenarnya tidak diperlukan karena para lanjut usia tersebut sudah terakomodir dalam program KIS saat ini.
Isa menjelaskan para lansia dari keluarga tidak mampu sudah tercover dalam data program keluarga harapan (PKH) alias data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Oleh karena itu, mereka sudah otomatis terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Sementara, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kemenkeu Andin Hadiyanto mengatakan Dana Abadi Pesantren tidak terpisahkan dari Dana Abadi Pendidikan.
Andin menyebut Dana Abadi Pendidikan saat ini berjumlah Rp 106,1 triliun.
Dari total dana abadi yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ada Rp 134,1 triliun yang dicairkan. Khusus untuk pesantren, belanja tahun ini dialokasikan Rp 250 miliar. (fat/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam