Yamaha Musik Bantu Pengungsi Anak-anak di HLC

Sabtu, 25 Januari 2020 – 22:08 WIB
Pengungsi anak-anak di Hope Learning Center saat belajar musik. Foto: Istimewa

jpnn.com, BOGOR - Sebanyak 120 pengungsi anak-anak dari Afganistan, Pakistan, Iran, Irak, Yaman, dan Ethiopia mendapat pendidikan secara gratis oleh Hope Learning Center (HLC) di Cisarua, Jawa Barat. Dalam program pendidikan, HLC memasukan pelajaran bermusik. Sebab, musik merupakan bagian integal dari sistem pendidikan di sekolah.

Melalui program ‘Music Time’, Yamaha Musik Indonesia (Distributor) dan HLC berkeinginan untuk membantu pengungsi anak-anak menikmati masa-masa mereka di pusat pembelajaran tersebut.

BACA JUGA: Yamaha Musik Donasikan 4 Ribu Keyboard untuk Siswa SD

“Mei Chou Donovan, istri dari Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia yang memberi tahu saya tentang kesempatan ini dan saya bersyukur dapat membantu karena saya yakin melalui musik, anak−anak di pengungsian ini paling tidak dapat merasa gembira dan bahagia,” kata Shinichi Takenaga selaku Presiden Direktur Yamaha Musik Indonesia (Distributor), dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/1).

Yamaha Musik dinilai mampu meningkatkan HLC dalam menyediakan lingkungan belajar mengajar yang lebih baik. Mengingat Yamaha Musik telah 45 tahun berpengalaman dalam pendidikan musik di Indonesia.

BACA JUGA: Yamaha Musik Beri Bantuan untuk Korban Gempa Sulteng

“Mengajar musik merupakan hal baru bagi kebanyakan guru di Hope Learning Center. Bahkan, bagi anak-anak di sana banyak yang belum pernah melihat alat musik sebelumnya. Jadi, kami menyusun kurokulum yang sederhana tetapi mampu membuat para guru bisa mengajar musik,” tambah Takenaga.

Menurut Takenaga, program ‘Music Time’ sejalan dengan filosofi perusahaannya, yakni berkontribusi terhadap masyarakat melalui suara dan musik. “Kami tidak menganggap masalah pengungsi secara politik, tapi melihatnya sebagai sesama manusia. Dalam situasi yang membuat anak−anak terpisah dari negara tempat dulu mereka tinggal, membuat saya menyadari pentingnya membantu menyediakan tempat yang membuat mereka merasa diterima,” tuturnya.

Program ‘Music Time’ di HLC mencakup seminar untuk para guru dan donasi instrumen seperti pianika, gitar, dan recorder. “Karena musik penting bagi hidup kita dan merupakan makanan bagi jiwa, kami berencana memasukkan musik dalam kurikulum sekolah kami pada tahun 2020 dan juga atas desakan komunitas, kami berencana membuat departemen khusus musik,” ujar Naweed Aieen selaku Direktur Hope Learning Center.

Para murid di HLC telah menunjukkan hasil dari proses pembelajaran di depan Mr. Shinichi Takenaga dan Mrs. Mei Chou Donovan pada suatu kunjungan di bulan November 2019. “Saya terkesima mendengarkan suara kegembiraan dari para remaja yang bermain gitar, dan anak−anak yang bermain pianika dan recorder sewaktu masuk ke Hope Learning Center," pungkas Mei Chou Donovan. (mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler