Yan Mandenas DPR Usulkan Pergantian Alutsista TNI AL di Papua

Kamis, 15 Oktober 2020 – 21:55 WIB
Anggota Komisi I DPR Yan Mandenas bersama Komandan Lantamal X Laksma TNI Yeheskiel Katiandagho, dan Danlanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Budhi Achmadi menggunakan Kapal KAL Piton III, melakukan patroli laut di Teluk Youtefa Jayapura-Papua yang berbatasan langsung Papua New Guine. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAYAPURA - Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI AL masih jauh dari kata ideal terutama di wilayah Timur Indonesia. Oleh karena itu, anggota Komisi I DPR RI Yan Mandenas mendukung penuh penambahan dan pembenahan alutsista yang telah direncanakan pemerintah melalui Komando Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Dukungan penuh legislator dari Dapil Papua itu disampaikan setelah melihat langsung sejumlah alutsista milik Markas Lantamal X TNI AL Jayapura, Papua, Kamis (15/10/2020).

BACA JUGA: Kunjungi Polda Papua, Yan Mandenas Soroti Kasus Penembakan di Intan Jaya dan Nduga

Pada kesempatan tersebut, Yan Mandenas bersama Komandan Lantamal X Laksma TNI Yeheskiel Katiandagho, dan Komandan Lanud (Danlanud) Silas Papare Jayapura Marsma TNI Budhi Achmadi  menggunakan Kapal KAL Piton III, melakukan patroli laut di Teluk Youtefa Jayapura-Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Papua New Guine.

“Saya lihat langsung alutsista milik Lantamal X, khususnya kapal patroli yang mereka miliki. Alutsista yang mereka miliki bisa dikatakan sangat jauh dari ideal. Seperti kapal patroli yang kami gunakan tadi, itu kapal tahun 2004 bahkan ada yang lebih tua dari ini,” ujar Yan prihatin.

BACA JUGA: Yan Mandenas DPR Minta TPN OPM Hentikan Kekerasan di Intan Jaya

Menurut Yan Mandenas, Komisi I DPR telah mendorong langkah memodernisasi seluruh alutsista yang dimiliki TNI mulai dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU yang bertugas di wilayah Papua, terlebih khusus di wilayah terpencil, terdepan dan terluar (3T).

Letak geografis Papua berdekatan dengan negara-negara tetangga Indonesia, khususnya negara-negara Pasifik menjadi alasan utama untuk melakukan langkah tersebut.

BACA JUGA: 14 Perwira Tinggi TNI Terkena Mutasi dan Promosi Jabatan, Nih Namanya

Yan Mandenas menilai Papua merupakan salah satu daerah penyangga dalam sisi pertahanan Indonesia, khususnya terhadap persaingan antara Amerika dan China di kawasan Pasifik.

“Daerah perbatasan kita di Papua dengan Negara PNG sejauh ini masih terbuka. Saya pikir kedepan harus kita benahi oleh pemerintah pusat. Kalau ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka tidak akan muncul diplomasi pertahanan kita dengan negara Pasifik,” tegas Yan Mandenas.

Anggota Fraksi Gerindra itu berharap negara hadir di Papua dalam rangka menjaga kedaulatannya, ketika mulai munculnya ancaman dari negara-negara luar.

“Idealnya, sarana dan prasarana dan alutsista kita harus mempuni. Lalu di imbangi dengan kegiatan-kegiatan terukur seperti patroli darat, laut dan udara. Jadi kedepan grand design pertahanan kita harus menjadi prioritas pembenahan, khususnya di wilayah yang berbatasan dengan negara luar,” pungkasnya.

Sementara itu, Komandan Lanud (Danlanud) Silas Papare Jayapura Marsma TNI Budhi Achmadi mengatakan pihaknya selama ini terus menerus melakukan patroli disepanjang wilayah tugas mereka, untuk mencegah masuknya ancaman dari luar khususnya adanya perdagangan ilegal.

“Kami terus bersinergi dengan 3 matra TNI, untuk mencegah adanya gangguan-gangguan dari negara tetangga, terlebih semakin maraknya perdagangan ilegal seperti narkotika jenis ganja, yang kian marak masuk dari negara Papua New Guine,” kata Yehezkiel.

Yehezkiel memaparkan dengan luasnya lingkup kerja mereka, sejauh ini baru ada 5 pos pengamatan angkatan laut dan Lanalnya baru ada 1 dan saat ini ada 2 unit Lanal persiapan, sehingga kekuatan pasukan masih minim.

“Dengan kondisi yang ada kita terus berupaya memaksimalkan pengamanan laut. Dengan dua armada kapal patroli, anggota terus melakukan operasi. Walau, kapal kita tidak sebanding dengan para pelaku kriminal, seperti peredaran narkoba. Kita kerab kalah dalam aksi kejar mengejar di laut, lantaran para pelaku menggunakan kapal dengan kecepatan 30-40 knot sedangkan kapal kita hanya memiliki kecepatan 15 knot,” tuturnya.

Yehezkiel berkeyakinan ke depan akan ada peremajaan alutsista yang dimiliki Lantamal X.

“Kami berharap dengan kunjungan Anggota Komisi I DPR RI, bisa mendorong moderenisasi alutsista kita. Karena, walau kita bertugas di daerah, kita tentunya berkewajiban menjaga kewibawaaan negara,” tambahnya.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler