SURABAYA - Kasus penipuan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang melibatkan Bambang Aribowo, PNS di Kabupaten Pasuruan, terus bertambah. Hingga kemarin (5/6), sudah ada lima laporan yang masuk ke meja polisi.
"Tidak hanya di Surabaya, korban juga berasal dari kota lain," jelas Kanitresmob Polrestabes Surabaya AKP Agung Pribadi. Dari lima laporan yang masuk, empat korban berasal dari Kota Pahlawan. Seorang lagi berasal dari Lamongan.
Agung yakin jumlah korban yang melapor terus bertambah. Sebab, berdasar keterangan Bambang kepada penyidik, dia telah menipu 21 orang. Hanya, para korban mungkin belum punya waktu untuk mendatangi kantor polisi melaporkan kasus penipuan yang dialaminya.
Selain menunggu laporan, unit resmob bertindak aktif dengan mencari laporan para korban. Terutama mereka yang ada di luar kota. Agung menegaskan, pihaknya juga berkoordinasi dengan beberapa polres kota lain. Minimal polres-polres yang masih bertetangga dengan Surabaya. Sebab, wilayah yang menjadi sasaran Bambang masih lingkup Jawa Timur.
Berdasar hasil penyidikan, ada beberapa kota yang pernah didatangi Bambang untuk mencari korban. Di antaranya, Mojokerto, Jombang, dan Kediri. Sampai kemarin, belum ada laporan korban dari tiga kota tersebut.
Mantan Kasatreskrim Polres Sidoarjo itu mengimbau para korban agar tidak segan untuk melapor. Pihaknya tetap menunggu sembari melengkapi berkas yang akan dilimpahkan ke kejaksaan.
Resmob memang segera mengirim berkas kasus tersebut ke Kejari Surabaya. "Saat ini sudah siap kirim. Tapi, tetap kami tunggu laporan korban lain," bebernya.
Aksi Bambang itu memang sudah sering dilakukan. Banyak orang yang masih tergiur menjadi PNS. Bambang menjanjikan bisa meloloskan korban sebagai abdi negara.
Kerugian korban pun bervariasi. Dari lima laporan yang diterima resmob, kerugian paling besar adalah Rp 35 juta. "Itu belum termasuk yang belum melapor. Sebab, dari pengakuan pelaku, ada jumlah yang lebih besar," tegas Agung.
Bambang melakukan aksi penipuan itu dengan rapi karena mempunyai hubungan pertemanan yang sangat luas. Dari satu korban, Bambang dikenalkan kepada orang lainnya. Kemudian, dia kembali mengibuli orang berikutnya.
Menurut Agung, pelaku memang pintar memainkan psikologis korban. Dia punya senjata andalan, yakni kebesaran seragam yang dikenakannya. "Karena pelaku ini juga PNS, korban menjadi semakin percaya. Dia sering bercerita tentang lingkungan kerjanya," ujar Agung.
Sudah begitu, Bambang juga tidak terlalu mendesak korban untuk meminta uang. Prinsipnya, ada uang, ada pekerjaan. Selama korbannya ngotot menjadi PNS, dia harus cepat mengirim uang. (did/c7/git/flo/jpnn)
BACA JUGA: Apes Banget Diamuk Massa, Dikira Jambret
BACA ARTIKEL LAINNYA... Remaja Cacat Mental Diajak ke Rumah, Eh... Malah Digarap Pemuda Ini
Redaktur : Tim Redaksi