JAKARTA - Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani mengatakan sangat mengapresiasi sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah secara tegas menolak harga kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Namun menurut Yani, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan berani mengeluarkan PKS dari koalisi meskipun mereka menentang kebijakan pemerintah soal kenaikan harga BBM.
"SBY juga enggak berani mengeluarkan PKS ini, iya kan? PKS pun tidak mau keluar. Sama-sama ini, benci tapi rindu ini. Ini kayak Tom and Jerry aja," kata Yani di DPR, Jakarta, Kamis (13/6).
Anggota Komisi III DPR itu menilai, SBY masih membutuhkan dukungan dari PKS. Sebab jika PKS tidak ada maka partai lainnya yakni Golkar akan memegang peranan yang sangat penting.
"Karena dia (SBY) masih membutuhkan dukungan. Kalau tidak, Golkar akan memainkan peran kalau PKS enggak ada," terang Yani.
Ia mengaku, partainya tidak ambil pusing mengenai keputusan PKS. Sebab hal itu menjadi urusan antara SBY dengan PKS. "Enggak ada urusannya sama PPP," pungkasnya. (gil/jpnn)
Namun menurut Yani, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan berani mengeluarkan PKS dari koalisi meskipun mereka menentang kebijakan pemerintah soal kenaikan harga BBM.
"SBY juga enggak berani mengeluarkan PKS ini, iya kan? PKS pun tidak mau keluar. Sama-sama ini, benci tapi rindu ini. Ini kayak Tom and Jerry aja," kata Yani di DPR, Jakarta, Kamis (13/6).
Anggota Komisi III DPR itu menilai, SBY masih membutuhkan dukungan dari PKS. Sebab jika PKS tidak ada maka partai lainnya yakni Golkar akan memegang peranan yang sangat penting.
"Karena dia (SBY) masih membutuhkan dukungan. Kalau tidak, Golkar akan memainkan peran kalau PKS enggak ada," terang Yani.
Ia mengaku, partainya tidak ambil pusing mengenai keputusan PKS. Sebab hal itu menjadi urusan antara SBY dengan PKS. "Enggak ada urusannya sama PPP," pungkasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka Pertama Hambalang Ditahan KPK
Redaktur : Tim Redaksi