jpnn.com, JAKARTA - Ketua Inti Demokrasi Kebangsaan (InDeKs) Yayong Waryono mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo yang menunjuk Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri. Yayong juga mengapresiasi sikap DPR RI melalui uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR dan Rapat Paripurna DPR yang menyetujui Komjen Listyo yang akan menggantikan Jenderal Idham Azis itu.
“Terpilihnya Komjen Sigit sebagai Kapolri menumbuhkan semangat dan harapan baru bagi seluruh warga Negara Indonesia,” kata Yayong di Jakarta, Kamis (21/1/2021).
BACA JUGA: Sah, Pemberhentian Idham Azis Disetujui DPR, Listyo Sigit Prabowo Resmi jadi KapolriÂ
Untuk diketahui, Komjen Sigit menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, Rabu (20/1), dan mendapat persetujuan secara aklamasi sebagai Kapolri dalam Rapat Paripurna DPR hari ini, (21/1/2021).
“Mulusnya proses fit and proper test , salah satunya tidak terlepas dari paparan visi dan misi Komjen Sigit yang terlihat sangat visioner,” kata Yayong.
BACA JUGA: Besok Dilantik Jokowi, Komjen Listyo Diprediksi Langsung Mutasi Para Jenderal
Menurut Yayong, penunjukan Komjen Sigit sebagai calon Kapolri adalah sebuah keputusan besar yang sangat bijak. Hal ini menjadi momen bangkitnya optimisme seluruh Warga Negara Indonesia, bahwa siapapun memiliki kesempatan yang sama bisa menjadi Kapolri apapun latar belakangnya.
“Jika bangsa ini konsisten dengan kebersamaan dan persamaan, InsyaAllah Indonesia akan menjadi bangsa yang besar,” tegas Yayong.
BACA JUGA: Siapa yang Layak Menggantikan Komjen Sigit Jadi Kabareskrim Polri?Â
Penunjukan Kapolri dari kalangan di luar Muslim, menurut Yayong, sudah pernah terjadi sebanyak dua kali. Kapolri pertama dari luar muslim adalah Mayjen Pol. Soetjipto Danoe Koesoemo, yang menjabat sejak 30 Desember 1963 sampai dengan 8 Mei 1965 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Kedua adalah Letjen Widodo Budidarmo yang menjabat sejak 26 Juni 1974 sampai dengan 25 September 1978 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Langkah Presiden Jokowi yang meneruskan kebijakan yang pernah dibuat oleh Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto di tengah situasi bangsa yang sedang mengalami kemerosotan nasionalisme di tengah berkembangnya kelompok radikalisme sebagai sebuah langkah maju dan berani.
“Terlepas dari semua pertimbangan politik atau pertimbangan lainnya, visi Komjen Sigit yang akan menjadikan Polri Presisi adalah sebuah harapan baru menuju Polri yang lebih profesional, Polri yang humanis dan Polri yang lebih bermartabat sebagai sahabat mitra dan sahabat masyarakat,” tegas Yayong.(fri/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Friederich