Yogyo: Cak Imin, Figur Ideal Jadi Cawapres Jokowi

Rabu, 31 Januari 2018 – 09:35 WIB
Wakil Sekretaris DPW PKB Provinsi Jawa Tengah dan juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang, Yogyo Susaptoyono. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah kalangan menganggap Joko Widodo dan Prabowo Subianto tetap sebagai figur calon presiden potensial pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Kedua tokoh ini bakal bersaing lagi setelah sebelumnya berkompetisi pada Pilpres 2014 lalu.

Selain capres, figur calon wakil presiden (Cawapres) juga sangat menentukan tensi politik pada Pilpres 2019 mendatang. Beberapa kalangan mulai menggulirkan kriteria dan figur yang dianggap layak untuk mendampingi Jokowi.

BACA JUGA: Fadli Zon: Masyarakat Capek, Ingin Jokowi Satu Periode Saja

Wakil Sekretaris DPW PKB Provinsi Jawa Tengah, Yogyo Susaptoyono mengatakan masyarakat bawah menginginkan figur  berlatar belakang santri yang toleran untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres mendatang.

“Masyarakat di kalangan bawah terutama kalangan NU di daerah berharap sosok Cak Imin (Muhaimin Iskandar, red) yang merupakan lulusan pondok pesantren dan mengusung Islam toleran bisa menjadi cawapres Jokowi pada periode kedua (Pilpres 2019),” tegas Yogyo kepada JPNN.com, Rabu (31/1).

Menurut Yogyo, harapan agar Cak Imin menjadi cawapres Jokowi sesungguhnya merupakan aspirasi masyarakat yang berkembang saat bertemu dengan konstituen saat reses (kunjungan kerja di daerah pemilihan, red). Masyarakat, kata Yogyo, berharap Jokowi pada periode kedua bisa berpasangan dengan kaum muda yakni Cak Imin.

BACA JUGA: Fahri Hamzah Yakin Pemenang Pilpres 2019 Sosok Baru, Siapa?

Lebih lanjut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang ini mengatakan Indonesia perlu pemimpin muda yang enerjik karena tantangan yang dihadapi juga luar biasa. Karena itu, figur Cak Imin layak menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019. Sebab Cak Imin adalah figur yang sudah teruj, pernah menjabat menteri dan wakil ketua DPR RI.

“Jokowi saat ini bergerak cepat sehingga membutuhkan pendamping yang bisa mengimbangi kerja keras dan kerja cepat seperti Cak Imin,” kata politikus mantan wartawan ini.

BACA JUGA: Gerindra Mau Usung Prabowo Lagi, Ini Bocoran dari Fadli Zon

Untuk diketahui, peluang Cak Imin menjadi cawapres tampaknya terlihat dari hasil survei dari salah satu lembaga survei.

Seperti diberitakan sebelumnya, survei LSI menyimpulkan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dianggap paling pantas menjadi calon wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Peneliti LSI Taufik Febri mengatakan Cak Imin unggul dibandingkan kandidat lain dengan presentase 14,9 persen. Dia menjelaskan ada lima tokoh muda Islami yang terpotret potensial menjadi cawapres dalam survei LSI.

Mereka adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Ajdi atau Tuan Guru Bajang.

Zulhas menjadi pesaing Cak Imin meski presentase keduanya terpaut jauh. Survei memotret Zulhas dipilih 3,8 persen. Di urutan ketiga Tuan Guru Bajang dengan 2,2 persen, disusul Sohibul 1,9 persen dan Romahurmuziy dengan 1,1 persen.

Menanggapi hal tersebut, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menjelaskan hal tersebut menjadi pertanda jika Indonesia sebetulnya tidak kekurangan calon pemimpin.

"Bahkan tak tertutup kemungkinan akan bermunculan calon-calon alternatif," kata Wiwiek, sapaan akrabnya, saat berbincang dengan wartawan, Selasa (30/1).

Menurut Wiwiek, munculnya Cak Imin dan figur alternatif lainnya menjadi positif untuk kelangsungan praktik demokrasi partisipatoris, yakni dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

"Ini sekaligus membantah argumen yang mengatakan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan karena sulit mencari calon pemimpin dalam pilpres," kata Wiwiek.

Selain itu, tambah Wiwiek, munculnya nama Cak Imin dalam bursa pilpres 2019 akan mendorong calon-calon lain berani menampakkan diri dan ikut mencalonkan juga. Seperti misalnya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

"Bisa jadi ketua Umum PAN akan mencalonkan diri mengingat pada pemilu 2014 PAN juga mengusung ketumnya menjadi cawapres mendampingi capres Prabowo," tambah Wiwiek.

Sementara itu, Wiwiek juga membaca jika Presiden Joko Widodo sudah mencoba merespons aspirasi Cak Imin dengan mengundangnya ke acara peresmian stasiun bandara di Jakarta beberapa waktu lalu.

Jokowi mencoba membangun komunikasi politik yang mungkin terasa kurang efektif belakangan ini..

Sementara PKB, kata Wiwiek, sejak awal adalah partai pengusung Jokowi-JK di pilpres 2014. Wiwiek menekankan, secara politik, kekecewaan PKB tak boleh akumulatif karena ini akan menimbulkan keretakan hubungan yang justru tak menguntungkan ke depan.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditanya soal Prabowo, Zulkifli Malah Sebut Nama Pak Jokowi


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler