Young Lex Cuek Dicap Bad Influencer

Senin, 01 Oktober 2018 – 07:55 WIB
Young Lex di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (2/7/2018). Foto: Dedi Yondra/JPNN.com

jpnn.com - Sosoknya selalu menimbulkan kehebohan. Ada yang mendukung, ada yang merundung. Dialah Young Lex, rapper yang kerap dicibir sekaligus jadi buah bibir. Jawa Pos berkesempatan ngobrol dengannya pekan lalu (24/9) usai taping program Netijen di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

Follower Instagram dan subscriber YouTube kamu masing-masing mencapai angka 1,2 juta. Kamu happy nggak sih?

BACA JUGA: Young Lex Babak Belur Dihajar Fan K-Pop?

Happy, senang, karena banyak orang yang lihat dan tahu karya gue. Cuman, dari awal, target gue bukan cuma di angka sih. Gue punya prinsip, bikin apa pun itu harus senang. Numbers atau apa pun itu cuma bonus aja instead of tujuan.

Bagaimana kamu memaknai jutaan follower dan subscriber tersebut?

BACA JUGA: Young Lex Dimaki Ribuan Fans Lisa Blackpink

Mereka yang lihat gue, entah lewat Instagram atau YouTube, berarti tahu gue dan karya gue. Ada yang benci, ada yang suka, ada juga yang cuma pengin tahu. Kalau nggak suka dengan apa pun yang gue tampilkan, ya nggak usah lihat atau follow. Simpel, kan?

Kamu sudah sukses atau belum?

BACA JUGA: Diancam Akan Dibunuh, Begini Reaksi Young Lex

Untuk saat ini, ya. Gue punya acara TV, YouTube channel, lagu, album, label rekaman, plus manajemen. Tapi, sukses menurut gue itu harus berjenjang. Sukses di satu level, gue mau sukses lagi untuk yang berikutnya. Masih banyak yang mau gue capai dan lakukan.

Dulu Young Lex itu bukan siapa-siapa. Apa sih yang jadi motivasi sehingga bisa jadi Young Lex yang sekarang?

Gue pengin hidup dan dapat rezeki dari apa yang gue suka. Itu aja sih sebenernya motivasi utama gue untuk jadi seperti sekarang.

Pernah nggak kamu diremehin orang sebelum tenar dan sukses seperti sekarang? Kalau iya, apakah itu juga jadi motivasi untuk membuktikan diri?

Ya pernah lah gue diremehin. Banyak yang bilang gue nggak akan bertahan lama (di industri musik). Untuk pembuktian, itu cuma salah satu (motivasi) aja sih, bukan yang utama. Soalnya, gue nggak perlu pembuktian. Pada akhirnya, di setiap level kesuksesan akan selalu ada yang iri. Pembuktian bukan goal utama.

Sosok Young Lex itu lekat dengan kontroversi. Apa reaksimu?

Kalau orang Indonesia nganggap gue kontroversial, gue nggak menganggap diri gue kontroversial. Gue ini apa adanya. Apakah itu salah, mungkin bagi orang lain salah. Bagi gue, pendapat gue A, ya A. Mungkin karena cara gue mengutarakan pendapat atau isi pendapat gue bikin orang nggak suka, itu seolah-olah jadi kontroversi.

Kalau orang dihujat bakal marah. Kamu marah nggak sih kalau baca komentar netizen?

Sangat-sangat tidak marah. Dulu sih awal-awal karir gue sempat terganggu dan marah. Tapi, menurut gue, kalau terlalu dipikirin juga buang waktu sih. Lagian, gue menempatkan diri sebagai orang yang dewasa. Penting nggak sih kita mikirin komentar orang yang bahkan kita nggak tahu atau kenal dan itu merusak mood lo dalam berkarya? Lo mau mood lo dirusak sama begitu? Gue sih nggak.

Apa yang bikin Young Lex marah?

Bukan marah sih, tapi gemas. Kalau ada orang komentar, tapi salah. Misalnya, ada yang bilang lagu gue ngejiplak lagu lain. Padahal, kan gue cuma terinspirasi atau dapat influence.

Di medsos, kamu sering balas beberapa komentar haters. Kenapa?

Ya, gue iseng dan pengin balas aja. Lagian, gue juga balasnya nggak ada tendensi apa pun. Gue malah pas ngetik ketawa-ketawa kok. Nggak semua hal yang gue lakuin itu serius. Santai aja kali.

Yang pas kamu bikin prank soal digebukin fans Lisa BlackPink, gimana sih idenya?

Kalau lo tahu kepribadian gue aslinya, gue emang jahil. Makanya, gue mau bikin prank. Ide itu muncul pas hari H event jumpa fans Lisa. Karena yang bikin gue, makanya jadi viral se-Indonesia. Dan, bagi gue, itu hal yang lucu dan nggak usah direaksi secara berlebihan. Lagian, kan gue juga ngelucu di IG gue.

Video prank itu malah dinilai ''kampanye hoax dengan menggunakan hoax''?

Ya justru itulah cara gue. Herannya, banyak yang percaya lho. Padahal, gue udah jelasin di video klarifikasi, segala berita itu difilter dulu. Yang penting, pesan gue sampai kan. Gue juga mau nyentil mereka yang percaya aja sama hoax.

Di media sosial, kamu nggak takut menunjukkan dirimu yang sebenarnya. Nggak takut dibilang bad influencer?

Sangat-sangat tidak takut. Untuk orang yang bilang gue bad influencer, berarti dia nggak tahu gue dan sifat asli gue. Terus, soal konten, emang tugas gue yang filter? Misalnya, ada anak kecil nonton YouTube channel gue yang ada kata kasar. Tugas orang tuanya dong untuk memfilter konsumsi gadget anaknya. Lagian, orang tua kan bisa mengawasi anaknya dalam menggunakan gadget.

Soal konten YouTube, cukup banyak yang menilai elemen kontennya inappropriate. Tujuannya apa sih?

Fans gue mungkin nganggep itu bercanda. Apa yang salah sih sama kondom? Kan legal dan bertujuan mencegah penyakit kelamin. Soal rokok, kalau gue mau merokok, ya terserah gue. Kan YouTube channel gue. Nggak suka, nonton yang lain. Kalau kata-kata kasar, kan maknanya luas. Meski sopan dan nggak ngomong kasar tapi suka nusuk orang, itu juga parah. (glandy burnama/c22/nda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hubungan Young Lex dan Kekasih Renggang


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler