JAKARTA - Mantan kandidat Ketua Umum Partai Golkar Yuddy Chrisnandi mengaku saat ini tengah mempertimbangkan dirinya untuk keluar dari partai berlambang beringin yang enam tahun ke depan dipimpin oleh Aburizal Bakrie"Saya dan beberapa teman-teman saat ini memang tengah mempertimbangkan untuk hengkang dari Golkar dan bergabung dengan partai yang lebih punya prospek ke depan," ujar Yuddy di Jakarta, Senin (12/10).
Selain menyatakan mundur, Yuddy juga berharap agar Tuhan tidak lagi memberikan yang terbaik pada Golkar, karena Golkar dewasa ini telah menjadi partai yang pragmatis transaksional dan tidak punya ideologi dan sikap
BACA JUGA: Hanura Bukan Oposan Permanen
Dia mengaku merasa percuma tetap bertahan di Golkar karena tidak akan diberi tempat yang pantas untuk memperbaiki Golkar.Apakah sikap akan mundur dari Golkar itu sebagai reaksi terhadap hasil Musyawarah Nasional VIII Partai Golongan Karya di Pekanbaru, Yuddy mengaku itu sebagian saja
"Terhadap hasil Munas, saya sama sekali tidak kecewa
BACA JUGA: Kabinet Ical Tak Punya Karakter
Yang saya sesalkan adalah prosesnya karena tidak didahului oleh penyampian visi dan misi para kandidatBACA JUGA: Cendana dan Cikeas Menyatu di Slipi
Karena itu, akhirnya Munas terjebak dengan arena balas dendam Akbar Tandjung terhadap Jusuf Kalla," tegas YuddyTokoh Golkar Akbar Tandjung yang selama ini kita kenal sebagai sosok yang punya prinsip, namun dalam Munas tiba-tiba berputar 180 derajat"Dia menjadi sosok yang pragmatisAnehnya sikap pragmatis itu tidak untuk kepentingan dan kemajuan Golkar ke depan, tapi demi membalas dendam terhadap rival politiknya Jusuf Kalla yang dipersepsi sebagai orang yang telah menghentikan ambisi politik Akbar Tandjung melalui Munas di Bali 2004 lalu," ungkap Yuddy.
Selain jadi ajang balas dendam, Yuddy juga mempertanyakan kesungguhan Ketum terpilih Aburizal Bakrie yang akrab disapa Ical untuk membesarkan Golkar"Tidak mungkin dia komit membesarkan Golkar setelah memperhatikan orang-orang yang direkrutnya tidak punya kapasitas dan kapabilitas teruji."
Di tempat terpisah, tim sukses Tommy Soeharto, Marwah Daud Ibrahim juga menyesalkan proses pemilihan yang tidak didahului dengan penyampaian visi, misi dan program para kandidat ketua umumPara kader tidak akan bisa menuntut jika ternyata Golkar kian terpuruk, karena sebelumya tidak ada penyampaian visi, misi, program dan komitmen jika terpilihSementara orang-orang yang ingin memajukan Golkar justru tidak diberikan peran.
"Tommy, Surya Paloh dan Yuddy jelas memiliki visi, misi, program yang bisa diadopsi tanpa harus merekrut orangnyaJangankan orangnya, penyampaian visi, misi dan program saja Munas tidak memberikan tempat,” tegas Marwah(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical Pelihara Kutu Loncat
Redaktur : Tim Redaksi