jpnn.com, JAKARTA - Anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga Ketua Umum Front Pembangunan Persatuan Rakyat (FPPR) Yudi Syamhudi Suyuti memprediksi Pilpres 2024 bakal berlangsung dua putaran.
Sebab, kata dia masing-masing capres-cawapres memiliki pendukung yang sama banyak.
BACA JUGA: Masih Waras & Punya Logika, Alumni Pangudi Luhur Dukung Ganjar-Mahfud Saja
"Pilpres 2024 menurut bacaan saya, hampir dipastikan terjadi dua putaran. Selain dari kuatnya pendukung setiap paslon capres-cawapres, ternyata wacana pilpres satu putaran, justru berbalik arah menjadi dua putaran," kata Yudi kepada wartawan, Sabtu (20/1).
Pilpres dua putaran ini, lanjut dia, bagi para pemilih lebih dapat memastikan stabilitas sosial, memungkinkan dampak positif ekonomi yang juga lebih stabil.
BACA JUGA: Dukung Ganjar-Mahfud, Puluhan Advokat di Kalbar Siap Lawan Kecurangan
Arus berbalik arahnya wacana pilpres satu putaran, kata Yudi, justru membalikkan wacana sekali putaran.
Hal ini karena sebagaian besar pemilih semakin menilai wacana satu putaran Prabowo-Gibran berpotensi menciptakan ketegangan sosial politik.
BACA JUGA: Jalankan Program Ganjar-Mahfud, CSI Gelar Pelatihan Digital Bagi Gen Z dan Milenial
"Tentu alas argumentasi ini melihat dari resistensinya para lawan-lawan politik paslon nomor 2. Termasuk mulai munculnya isu pemakzulan Jokowi, yang memang saat ini masih bisa dikatakan sebagai isu, namun bagi para pemilih berharap isu tersebut tidak terjadi. Sehingga wacana sekali putaran dipandang menakutkan," tuturnya.
Selain itu, dari berbagai hasil survei nasional soal elektabilitas capres-cawapres berpotensi terjadi perpindahan suara ke paslon lain.
Dan yang paling berpotensi suara dari hasil survei, kata Yudi, adalah suara paslon Prabowo-Gibran. Dimana Paslon Prabowo-Gibran saat ini hampir di setiap survei mengalami lonjakan suara yang tinggi.
Namun, para pemilih yang awalnya menjadi responden survei memberikan suaranya ke 2 berpotensi mengalihkan suaranya saat di TPS nanti.
"Hal ini bisa saja karena memperhatikan keamanannya ketika, jawaban menjawab survei paslon selain Prabowo-Gibran membuat diri mereka terancam. Sehingga lebih baik mengeskpresikan kebebasannya di TPS," jelas dia.
Selain itu, lanjut Yudi, pecahnya suara akar rumput partai-partai koalisi yang mengusung dan mendukung paslon nomor 2, di mana dalam menentukan suara pilihannya akan memilih paslon selain Prabowo-Gibran.
"Namun harus saya akui, bahwa paslon 2, Prabowo-Gibran hampir dipastikan masuk ke Pilpres putaran kedua. Meski suaranya berpotensi merosot tajam, tidak seperti suara hasil survei," jelasnya.
Untuk melihat kemungkinan situasi dua putaran Pilpres 2024 yang terjadi pada 26 Juni 2024, lanjut Yudi, potensi konsolidasi politik dari koalisi kekuatan politik paslon nomor 1 dan 3 mulai tampak.
Meski dalam kontestasi putaran pertama, untuk saling memenangkan suara terbanyak masing-masing kekuatan paslon tetap bertanding untuk menentukan posisi, siapa yang masuk ke dalam putaran ke dua.
Namun, secara psikologis, ada semacam terkonsolidasinya presidium tanpa bentuk 01 dan 03.
Kekuatan ini juga berpotensi secara nonverbal, atau bahkan mungkin sedang menyiapkan proses komunikasi, untuk bersepakat siapapun yang masuk putaran kedua, presidium bayangan ini akan solid untuk bersatu dan memenangkan Pilpres dan demokrasi yang bermartabat.
"Sehingga presidium 01-03 atau saya menyebutnya Presidium 13, berpotensi memenangkan perlombaan Pilpres 2024 dan akan membentuk pemerintahan bersama," tandas Yudi. (dil/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif