Yuk! Nikmati Nusakambangan, Pulau "Penjara" yang Ternyata Sangat Eksotis

Sabtu, 06 Februari 2016 – 12:53 WIB
Nusakambangan. FOTO: jawapos grup

jpnn.com - JAWA Tengah memiliki satu pulau yang berada di wilayah terluar Indonesia. Pulau tersebut adalah Nusakambangan yang berbatasan dengan Australia. 

Tapi kebanyakan orang yang mendengar kata Nusakambangan akan langsung beranggapan bahwa pulau tersebut identik dengan penjahat. Itu disebabkan pulau di Jawa Tengah tersebut lebih dikenal sebagai lokasi penjara atau lembaga pemasyarakatan (lapas) yang memiliki keamanan tingkat tinggi di Indonesia. 

BACA JUGA: Ini Dampak Jika Anak Terlambat Bicara

Meski secara geografis berdekatan dengan wilayah Kabupaten Cilacap, pulau tersebut tidak masuk wilayah administratif kabupaten itu. Tetapi, pulau tersebut dimiliki Kementerian Hukum dan HAM serta tercatat dalam daftar pulau terluar Indonesia.

Antara dulu dan kini, Pulau Nusakambangan bagaikan dua sisi mata koin. Di balik keangkeran pulau penjara itu, tersimpan eksotisme wisata yang mengagumkan. Mulai wisata bahari hingga wisata religi terdapat di pulau yang memiliki nama asal Nusa Kembangan tersebut.

BACA JUGA: Girls, yang Suka Sauna, Baca Lagi Nih Aturannya

Di dalam bentangan Pulau Nusakambangan, terdapat tujuh lembaga pemasyarakatan yang masih aktif dan beroperasi. Yakni, Lapas Terbuka, Lapas Batu, Lapas Narkotika, Lapas Besi, Lapas Kembang Kuning, Lapas Permisan, dan Lapas Pasir Putih dengan super maximum security (SMS). Sementara itu, Lapas Nirbaya, Karang Tengah, Limus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger telah ditutup.

Lapas-lapas yang hingga kini masih aktif dihuni para terpidana dengan masa hukuman berat hingga hukuman mati. Misalnya, Lapas Limus Buntu yang sudah ditutup menjadi tenar setelah dipergunakan sebagai titik eksekusi bagi terpidana mati. Selain Limus Buntu, titik sekitar bekas Lapas Nirbaya pernah dipergunakan sebagai lokasi eksekusi yang dikenal dengan nama Lembah Nirbaya.

BACA JUGA: 3 Tips Mudah Cegah Serangan Jantung

Saat ini, Nusakambangan dihuni sekitar 3.000 jiwa yang terdiri atas petugas lapas beserta keluarga dan narapidana dari tujuh lapas yang ada. 

Terkait dengan keamanan setiap lapas, Nusakambangan memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Misalnya, saat hendak masuk Dermaga Wijayapura, setiap pengunjung dan barang bawaan diperiksa sebelum melakukan penyeberangan.

Pengamanan selanjutnya, ketika hendak masuk lapas yang dituju, pengunjung akan kembali diperiksa. Bahkan, alat komunikasi dan perangkat elektronik dilarang masuk lapas. Termasuk kacamata, jam tangan, dan bolpoin. Sebab, dikhawatirkan barang-barang tersebut dilengkapi kamera yang bisa saja mencuri gambar di dalam lapas yang memang sangat tertutup.

Di sisi lain, Pulau Nusakambangan menyimpan potensi wisata yang tak kalah menarik. Dari segi geografis, Nusakambangan bagian selatan yang menghadap Samudra Hindia dipenuhi banyak karang. Saat tiba di bagian barat, pengunjung bisa menemukan pantai cantik berpasir putih.

Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengungkapkan, pesona alam yang disuguhkan Nusakambangan menjadi salah satu alasan mengapa Pemkab Cilacap ingin diberi hak pengelolaan pulau tersebut. Apabila hal itu terwujud, diyakini ada tambahan PAD yang masuk ke kas Pemkab Cilacap di sektor wisata.

Beberapa potensi wisata yang ada di Nusakambangan, antara lain, Gua Ratu, Hutan Mangrove Ujung Gagak, Pantai Selokpipa, Pantai Permisan, Pantai Pasir Putih, cagar alam di Nusakambangan Barat, serta Pantai Cimiring yang merupakan objek wisata pantai dengan benteng kuno peninggalan Belanda.

''Potensi wisata di sana sangat banyak. Dari cagar alam sampai wisata pantai, dari wisata biasa sampai cagar budaya. Kami sepakat, apabila ada zonasi, bagian mana yang boleh dikelola untuk wisata dan mana yang dilarang. Kami akan menghormati zonasi tersebut,'' kata Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji. (ziz/ttg/JPG/c17/diq) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sehari Laku Ribuan, ini Trik Kakak Beradik Berbisnis Hijab


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler